GAZA (Arrahmah.com) – Brigade Asy-Syahid Izzuddin Al-Qassam, sayap militer kelompok pejuang Hamas, menegaskan bahwa atas izin Allah semata penjajah zionis “Israel” telah gagal menangkap pemimpin umum Brigade Al-Qassam, Muhammad Ad-Dhaif Abu Khalid, selama 25 tahun perburuan terhadapnya. Kegagalan penjajah “Israel” tersebut sangat terang seperti matahari di siang bolong, situs resmi Brigade Al-Qassam melaporkan.
Pada hari ke-45 “peperangan daun-daun yang dimakan ulat”, Rabu (20/8/2014), Brigade Al-Qassam merilis sebuah video ancaman. Dalam video tersebut juru bicara militer Brigade Al-Qassam, Abu Ubaidah, memperingatkan perusahaan-perusahaan penerbangan internasional untuk tidak melakukan perjalanan ke Bandara Internasional Ben Gurion. Semua perusahaan penerbangan internasional harus menghentikan penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Ben Gurion, terhitung dari pukul 06.00 pagi hari Kamis yang bertepatan dengan 21 Agustus 2014.
Abu Ubaidah menambahkan dilarang bagi penduduk penjajah “Israel” untuk berkumpul dalam jumlah besar di wilayah-wilayah yang bisa dijangkau oleh roket-roket Brigade Al-Qassam. Khususnya kerumunan penonton untuk menyaksikan pertandingan kompetisi sepakbola di stadiun-stadiun dan tempat-tempat terbuka lainnya.
Abu Ubaidah memperingatkan penduduk penjajah “Israel” di wilayah yang dinamakan “kulit Gaza” dan kota-kota yang berdekatan dengan Jalur Gaza untuk tidak kembali ke rumah-rumah mereka. Brigade Al-Qassam memerintahkan mereka untuk tetap bertahan di bungker-bungker persembunyian dan tempat-tempat perlindungan.
Abu Ubaidah menegaskan peringatan Brigade Al-Qassam akan diberlakukan secara aktif sampai ada perintah resmi penghentian dari pemimpin umum Brigade Al-Qassam, Muhammad Ad-Dhaif Abu Khalid. Semua penduduk penjajah “Israel” diperintahkan untuk mewaspadai pernyataan-pernyataan tidak bertanggung jawab para pemimpin “Israel” yang tidak mengindahkan keselamatan rakyatnya sendiri.
Abu Ubaidah menjelaskan bahwa penjajah “Israel” dan seluruh dunia harus mengetahui hakekat tuntutan rakyat muslim Palestina. “Setiap tuntutan [rakyat Palestina] adalah agar penjajah pergi meninggalkan makanan pokok kami dan susu anak-anak kami serta bahan bakar kami. Namun penjajah bersikeras untuk selalu menghukum kami. Penjajah mencekik kami kapan saja ia mau dan membiarkan kami untuk bernafas sesaat kapan saja ia mau, dengan kadar yang ia mau. Namun atas izin Allah semata setelah hari ini penjajah sekali-kali tidak akan dibiarkan melakukan hal itu lagi.”
(muhib al majdi/arrahmah.com)