GAZA (Arrahmah.id) – Brigade Syuhada Izzuddin Al-Qassam merilis sebuah video kronologi penyerangan besar untuk membela Al-Aqsa dan sebagai tanggapan terhadap kejahatan pendudukan, pada peringatan satu bulan operasi Banjir Al-Aqsa, 7 Oktober-7 November 2023.
Brigade Syuhada Izzuddin Al-Qassam memberikan rincian operasi bersejarah tersebut yang dimuat di saluran Resistance News Network di Telegram pada Rabu (8/11/2023) sebagai berikut:
Pada Sabtu, 7 Oktober 2023, serangan terbesar yang dilakukan oleh perlawanan Palestina dalam sebuah operasi yang bernama Banjir Al-Aqsa telah menciptakan keguncangan keamanan dan militer di dalam entitas “Israel”.
Lima hari setelah operasi dilaksanakan, juru bicara militer Al-Qassam muncul, Abu Ubaida. Dalam video pidatonya, ia memberikan detail perencanaan dan pelaksanaan operasi tersebut.
Abu Ubaida:
Kepemimpinan Al-Qassam dan Hamas memutuskan bahwa pertempuran yang akan datang harus menghasilkan perbedaan yang signifikan di masa depan dalam perjuangan melawan pendudukan.
Pertempuran Banjir Al-Aqsa dimulai berdasarkan analisis wilayah operasional. Secara paralel, situasi intelijen dinilai melalui studi tentang sistem pertempuran musuh, dan hasilnya, situasi operasional dinilai dengan mempelajari kemampuan musuh dan sekutu.
Rencana operasional tersebut mencakup rencana dukungan tembakan, yang bertujuan untuk mengamankan pendekatan pasukan dengan menggunakan pertahanan, dengan menstabilkan posisi militer di “Divisi Gaza”, menstabilkan pangkalan udara dan pangkalan dukungan logistik, serta mendukung pergerakan pasukan yang bermanuver di luar Divisi Gaza.
3.500 posisi roket dan mortir digunakan untuk menstabilkan militer, 1.000 roket digunakan untuk menstabilkan dukungan logistik dan pangkalan udara, 1.000 roket digunakan untuk menstabilkan pergerakan bala bantuan IOF.
Rencana operasional juga mencakup rencana penyerangan untuk membutakan musuh dari pertemuan pasukan menuju penghalang, dan juga implementasi rencana untuk menembus celah dalam sistem penghalang dan rencana manuver
Kami menerapkan rencana untuk menentukan posisi serangan dan rencana penyelamatan bagi yang tertawan, serta rencana untuk menghentikan bala bantuan musuh.
Dan yang paling utama dari semua itu, yakni rencana komunikasi, rencana dukungan logistik, rencana media dan transmisi gambar, rencana operasi komando dan kendali, rencana penipuan untuk menipu musuh baik di tingkat strategi maupun operasional, dan pelaksanaan serangan dengan serangkaian manuver langsung yang mencakup target, dan pemeriksaan kesiapan pasukan secara terus menerus.
Terakhir, seruan dan mobilisasi kekuatan menjelang jam nol ketika operasi dimulai dan pertempuran dibuka secara terkoordinasi dan sinkron untuk menghancurkan Divisi Gaza di pasukan musuh, dan untuk membangun serangan di dalam wilayah selatan musuh, dimana serangan dilancarkan ke seluruh posisi Divisi yang berjumlah lima belas lokasi militer, selain penyerangan terhadap sepuluh titik intervensi militer, dan penyerangan terhadap pasukan perlindungan lini pertama yang terletak di masing-masing wilayah di 22 kibbutzim di dalam Gaza.
Kemudian serangan dikembangkan ke sasaran di luar Divisi di wilayah selatan.
Era kemerosotan Zionisme telah dimulai, dan kutukan dekade kedelapan akan menimpa mereka. (zarahamala/arrahmah.id)