DAMASKUS (Arrahmah.id) – Para pejuang perlawanan Suriah mengumumkan bahwa pihaknya telah merebut ibukota Suriah, Damaskus, pada hari Ahad (8/12/2024) pagi, ketika pasukan rezim Bashar al-Assad telah dikepung selama beberapa hari.
“Kami menyatakan kota Damaskus bebas dari tiran Bashar al-Assad,” kata Hassan Abdul-Ghani, komandan senior kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir Asy-Syam (HTS) dalam sebuah unggahan di WhatsApp.
“Kepada para pengungsi di seluruh dunia, Suriah Merdeka menanti Anda,” lanjutnya, seperti dilansir NBC News.
Sementara itu, dua perwira militer Suriah mengungkapkan bahwa Bashar al-Assad telah melarikan diri dengan menaiki sebuah pesawat dan pergi ke tempat yang tidak diketahui.
Pengambilalihan ibukota secara tiba-tiba oleh pejuang HTS dipandang sebagai pukulan bagi kekuatan luar yang telah memungkinkan Assad untuk mempertahankan kekuasaannya selama 24 tahun, yakni Rusia, Iran, dan Hizbullah yang didukung Iran.
Damaskus jatuh tidak lama setelah para pejuang mengepung kota Homs pada Jumat (6/12). Dengan serangan cepat terhadap pasukan pemerintah membuat tiga dari lima kota terbesar di negara itu berada di tangan mereka dan tidak ada yang dapat menghentikan mereka untuk bergerak menuju ibukota Suriah.
Kelompok perlawanan Suriah HTS mengklaim pada Sabtu (7/12) bahwa mereka telah merebut kota tersebut, sehari setelah mengklaim telah merebut kota Daraa.
AS, yang memiliki sekitar 900 tentara Amerika di Suriah utara, telah memantau dengan seksama perkembangan di negara itu.
Dalam waktu kurang dari dua minggu, HTS juga berhasil merebut kota Aleppo di utara, serta kota pusat Hama, di mana pasukan pemerintah dipaksa keluar.
Serangan HTS di Aleppo adalah serangan oposisi pertama di kota itu sejak 2016, ketika kampanye udara brutal oleh pesawat tempur Rusia membantu Assad merebut kembali kendali atas Aleppo. (Rafa/arrahmah.id)