GAZA (Arrahmah.id) – “Israel” kembali melancarkan serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza pada Selasa (18/3) dini hari, mengakhiri hampir dua bulan gencatan senjata dan memicu eskalasi baru di wilayah tersebut.
Serangan ini menjadi kelanjutan dari agresi militer yang dimulai pada 7 Oktober 2023, setelah operasi Thufan Al-Aqsa yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina. Setelah lebih dari 100 hari serangan tanpa henti, perang sempat terhenti pada 19 Januari 2024 melalui kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir.
Namun, sekitar pukul 03.00 waktu Makkah atau 07.00 WIB pagi, serangan udara kembali menghantam berbagai wilayah Gaza. Sejumlah laporan, dilansir dari Al Jazeera, menyebutkan:
- Axios, mengutip Kantor Perdana Menteri “Israel”, melaporkan bahwa operasi militer terhadap Hamas telah dimulai kembali.
- Saluran 12 “Israel” mengonfirmasi bahwa gencatan senjata telah berakhir dan serangan berlangsung di seluruh wilayah Gaza.
- Militer “Israel” dan Shin Bet menyatakan bahwa mereka melancarkan serangan besar atas arahan pemerintah.
- Sumber medis Palestina melaporkan sedikitnya 34 warga gugur dan puluhan lainnya terluka akibat serangan ini.
- Tim penyelamat Gaza mengalami kesulitan besar dalam mengevakuasi korban di tengah gempuran udara yang terus berlangsung.
- Militer “Israel” mengumumkan pembatasan pergerakan dan penutupan sekolah di sekitar perbatasan Gaza.
Sumber keamanan juga menyebut bahwa “Israel” telah memberi tahu Amerika Serikat sebelum melancarkan serangan ini, menandakan adanya koordinasi sebelumnya.
Hingga saat ini, agresi “Israel” ke Gaza terus berlanjut dengan jumlah korban yang semakin bertambah, sementara dunia internasional kembali menyoroti kebrutalan serangan tersebut.
(Samirmusa/arrahmah.id)