YOGYAKARTA (Arrahmah.id) – Fase erupsi Gunung Merapi masih berlangsung hingga saat ini. BPPTKG menyebut erupsi Gunung Merapi pada Minggu (21/1) lalu ada yang mengarah ke letusan.
Berdasarkan data aktivitas Merapi tanggal 21 Januari 2024, tercatat empat kali kejadian awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 2 kilometer ke Kali Bebeng. Kemudian ada satu kali letusan namun tinggi kolom letusan dan jarak luncur tidak teramati.
“Erupsi di gunung api bisa berupa erupsi efusif (guguran lava, awan panas guguran), atau eksplosif (letusan). Untuk event Minggu (21/1) yang pukul 14.12 WIB ada indikasi ke arah eksplosif,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso saat dihubungi wartawan, Senin (22/1/2024).
Agus menjelaskan, usai kejadian erupsi eksplosif aktivitas Merapi masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
“Sampai saat ini masih dalam pemantauan, tren data fluktuatif belum ada peningkatan signifikan,” jelasnya.
Adapun hingga saat ini BPPTKG masih menetapkan status Merapi di level Siaga 1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)