YOGYAKARTA (Arrahmah.com) – Direktur Surveilans dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Bosar Pardede, mengatakan bahwa jajanan atau makanan yang dijual di sekitar sekolah banyak yang tidak sehat, karena mengandung bahan kimia berbahaya.
“Sejak 2010 diketahui sekitar 44 persen jajanan yang ada di sekolah tidak sehat. Jajanan itu mengandung bahan-bahan kimia berbahaya seperti boraks, formalin, rodhamin A, dan rodhamin B,” katanya dalam seminar Aku Anak Sehat, di Yogyakarta, Kamis (26/5/2011).
Bosar Pardede mengungkapkan bahwa kondisi tersebut memprihatinkan. Persoalan jajanan di sekolah merupakan masalah klasik yang memerlukan peran berbagai pihak untuk terus menurunkan persentasenya.
“Peran orang tua, guru di sekolah, dan pemahaman siswa maupun pelaku penjual jajanan itu sendiri sangat penting dalam upaya mewujudkan jajanan sehat di sekolah. Jadi, tidak bisa hanya BPOM yang menangani masalah itu,” katanya seperti yang dikutip AntaraNews.
BPOM sejak 2009 bersama dengan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) telah melakukan bimbingan teknis di kantin sekolah . Bahkan pada 31 Januari 2011 lalu Wakil Presiden Boediono telah mencanangkan gerakan menuju jajanan anak sekolah yang bermutu dan bergizi, dalam upaya mewujudkan jajanan sehat di sekolah.
“Kami mengharapkan pencanangan itu didukung penuh oleh peran semua pihak dan lintas sektoral agar jajanan anak sekolah yang bermutu dan bergizi dapat terwujud,” katanya.
Dalam kegiatan itu, menurut dia, disalurkan dana “block grant” kepada 288 sekolah di seluruh provinsi di Indonesia dengan jumlah dana setiap sekolah sebesar Rp25 juta. Namun, karena keterbatasan dana, pada 2010 hanya bisa disalurkan untuk 165 sekolah.
Pardede mengatakan, pada tahun ini bimbingan teknis hanya diberikan kepada 100 sekolah di 10 kabupaten dan kota Indonesia dengan besaran dana setiap sekolah sama seperti tahun sebelumnya. (rasularasy/arrahmah.com)