BOJONEGORO (Arrahmah.com) – Dari hasil inspeksi BP Migas, semburan atau tendangan gas yang terjadi di sumur minyak Sukowati 9 di lapangan A Desa Campurejo, Bojonegoro, Jatim, diidentifikasi sebagai hal yang biasa dalam ekplorasi minyak.
“Dari hasil inspeksi BP Migas, kejadian tendangan gas tersebut dinilai hal yang biasa,” kata Field Manager Joint Operating Body (JOB) Pertamina – Petrochina East Java, Sukarnoto Sukimin, Minggu.
Menurut Sukarnoto, Tim BP Migas sudah memeriksa tendangan gas di sumur minyak Sukowati 9 pada Sabtu (30/1). Sejauh ini, sumur minyak Sukowati 9, masih belum bisa diaktifkan karena masih menunggu berbagai persiapan.
“Sumur minyak Sukowati 9, kemungkinan bisa kami produksikan 2-3 hari lagi,” katanya dan ia memperkirakan sumur itu mampu memproduksi 3.000 barel minyak per hari.
Persiapan yang tengah dilakukan yakni memasang kepala sumur (well head) yang sudah mendekati rampung. Peralatan detektor gas sudah diaktifkan kembali, termasuk tenaga pemantau gas yang berada di luar lapangan.
Sukarnoto mengaku sudah menerima surat pemberitahuan dari Polres Bojonegoro yang berisi penyidikan kasus terjadinya tendangan gas H2S di sumur minyak Sukowati 9.
“Kami terbuka dan dipersilahkan,” katanya mengungkapkan.
Sumur minyak Sukowati 9 di Desa Campurejo, Kecamatan Kota, pada 28 Januari lalu, menyemburkan gas H2S yang menyebabkan seratusan lebih warga Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas mengalami gejala keracunan.
Warga mengalami pusing, mual, dan muntah-muntah, serta mengalami iritasi mata hingga sebagian harus dirawat di RS Pemuda.
Ditemui terpisah, Kapolres Bojonegoro AKBP Agus Saripul Hidayat menyatakan, penyidikan polisi difokuskan pada kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kesalahan prosedur dalam pengoperasian sumur Sukowati 9.
“Dari keterangan yang kami peroleh warga tidak mendapatkan pemberitahuan terlebih dulu, padahal sebelum kejadian warga sudah mencium bau busuk yang muncul dari lapangan minyak Sukowati itu,” katanya menegaskan. (ant/arrahmah.com)