MOSKOW (Arrahmah.id) – Pendiri kelompok tentara bayaran Wagner Rusia yang bertempur di Ukraina telah meminta parlemen untuk melarang pemberitaan negatif tentang anak buahnya dengan mengubah hukum pidana agar “mendiskreditkan” para pejuangnya dapat dihukum hingga lima tahun penjara.
Yevgeny Prigozhin mengajukan permintaan tersebut dalam sebuah surat yang dikirim ke Vycheslav Volodin, ketua Duma Negara, majelis rendah parlemen Rusia. Layanan pers Prigozhin menerbitkan surat tersebut pada Selasa (24/1/2023), lansir Reuters.
Volodin, sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, telah menganjurkan untuk mengubah hukum pidana agar pihak berwenang dapat menyita properti dan aset warga Rusia di luar negeri yang secara terbuka menghina Rusia dan angkatan bersenjatanya.
Bos tentara bayaran Prigozhin, telah menarik perhatian pada peran utama yang dimainkan para pejuangnya dalam membantu merebut beberapa kota dan desa, serta sering mengkritik para petinggi militer Rusia.
Dalam suratnya, ia menuduh “media, blogger, dan saluran Telegram tertentu” telah mendiskreditkan beberapa anak buahnya, termasuk narapidana yang ia rekrut ke dalam barisan Wagner, dengan menggambarkan mereka sebagai “orang jahat dan penjahat.”
Hal itu merujuk pada fakta bahwa masa lalu yang terkadang mengerikan dan penuh pembunuhan dari beberapa narapidana yang direkrut Wagner telah dipublikasikan. Orang-orang itu menerima tawarannya untuk bertempur di Ukraina selama enam bulan saat mereka dijanjikan pengampunan jika mereka selamat, bahkan jika mereka awalnya dipenjara seumur hidup.
Prigozhin meminta parlemen untuk mengkriminalisasi setiap tindakan atau publikasi yang mendiskreditkan orang-orang seperti itu dan melarang pengungkapan masa lalu mereka kepada publik.
“Intinya, orang-orang yang berada di bagian paling berbahaya di garis depan dan yang mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari dan mati demi tanah air digambarkan sebagai orang kelas dua, melucuti hak mereka untuk menebus kesalahan di hadapan masyarakat dan secara sadar mengecilkan pencapaian mereka,” tulis Prigozhin dalam surat itu.
Tidak ada reaksi langsung atas permintaannya dari Volodin.
Sebelumnya pada Selasa, Sergei Mironov, pemimpin parlemen dari partai pro-Kremlin Just Russia, mengkritik dua wilayah Rusia yang menurutnya menolak untuk menguburkan para pejuang Wagner yang terbunuh di Ukraina dengan penghormatan militer.
“Ini adalah keputusan yang tidak masuk akal karena Anda tidak bisa menghakimi apa yang dilakukan seseorang di masa lalu,” kata Mironov.
“Terutama jika orang tersebut meninggal dengan senjata di tangannya untuk membela tanah air kita!” (haninmazaya/arrahmah.id)