BAKHMUT (Arrahmah.id) – Sekitar 20.000 tentara dari kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, terbunuh dalam pertempuran berbulan-bulan untuk menguasai Bakhmut di Ukraina timur, demikian ungkap pendirinya.
Yevgeny Prigozhin mengatakan ia telah merekrut sekitar 50.000 tahanan untuk bertempur bersama Wagner dalam perang Rusia di Ukraina dan sekitar 20 persen di antaranya telah terbunuh.
Jumlah yang sama dari tentara kontraknya juga telah tewas dalam pertempuran untuk merebut kota itu, katanya kepada ahli strategi politik Rusia Konstantin Dolgov dalam sebuah wawancara video yang diposting di saluran Telegram pada Rabu (24/5/2023), lansir Al Jazeera.
Akhir pekan ini, Wagner dan militer Rusia mengklaim telah menguasai Bakhmut, yang telah hancur akibat pertempuran yang berkepanjangan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada angkatan bersenjata. Namun, Kiev mengatakan bahwa pasukannya terus berjuang untuk mempertahankan kota tersebut.
Prigozhin, seorang pengusaha yang pengaruhnya semakin kuat sejak Rusia memulai invasi besar-besaran ke Ukraina lebih dari setahun yang lalu, mengkritik keras kepemimpinan militer negara itu, menuduh Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov tak becus.
Jika rakyat Rusia terus mengembalikan anak-anak mereka ke dalam peti mati sementara anak-anak kaum elit “berjemur” di bawah sinar matahari, ia memperingatkan dalam video terbarunya, Rusia akan menghadapi kekacauan seperti pada 1917 yang membawa kaum Bolshevik ke tampuk kekuasaan.
“Perpecahan ini dapat berakhir seperti pada 1917 dengan sebuah revolusi,” katanya.
“Pertama, para prajurit akan bangkit dan setelah itu, orang-orang yang mereka cintai akan bangkit,” katanya. “Sudah ada puluhan ribu dari mereka -kerabat dari mereka yang terbunuh. Dan mungkin akan ada ratusan ribu lainnya, kita tidak bisa menghindari hal itu.”
Tahun lalu, Prigozhin berkeliling ke penjara-penjara Rusia untuk meyakinkan para narapidana agar mau bertempur bersama Wagner di Ukraina dengan imbalan amnesti jika mereka bisa pulang ke rumah.
Pemimpin tentara bayaran paling kuat di Rusia itu mengatakan bahwa Ukraina sedang mempersiapkan serangan balasan yang bertujuan untuk mendorong pasukan Rusia kembali ke perbatasannya sebelum 2014, ketika Moskow menginvasi dan kemudian mencaplok Krimea.
Ukraina akan mencoba mengepung Bakhmut, yang menjadi fokus pertempuran sengit di timur, dan menyerang Krimea, tambahnya.
“Kemungkinan besar, skenario ini tidak akan baik untuk Rusia, jadi kita perlu mempersiapkan diri untuk perang yang sulit,” kata Prigozhin dalam wawancara tersebut.
“Kami berada dalam kondisi sedemikian rupa sehingga kami bisa saja kehilangan Rusia -itulah masalah utamanya. Kami perlu memberlakukan darurat militer.”
Serangan di wilayah Belgorod, Rusia, yang disalahkan Moskow kepada Ukraina, merupakan contoh lebih lanjut dari kegagalan kepemimpinan militer, katanya, dan memperingatkan bahwa Ukraina akan berusaha menyerang lebih dalam ke Rusia.
Rusia perlu memobilisasi lebih banyak orang dan mengarahkan ekonominya secara eksklusif untuk perang, kata kepala Wagner.
Prigozhin dikenal dengan pernyataan-pernyataannya yang sarat dengan sumpah serapah yang ditujukan kepada Shoigu dan Gerasimov.
Awal bulan ini, ia menuduh kepala pertahanan Rusia itu gagal menyediakan amunisi yang cukup bagi tentaranya dan mengancam akan menarik diri dari Bakhmut.
Dia merekam video di depan deretan mayat yang menurutnya adalah pejuang Wagner yang tewas saat dia melepaskan gelombang caci maki kepada Shoigu dan Gerasimov. (haninmazaya/arrahmah.id)