KBK (Arrahmah.com) – Sekitar satu minggu lalu, pada 16 Maret 2011 di Nalchik, pusat dari provinsi kesatuan Kabarda-Balkaria-Karachai (KBK), seorang Muslim Aslan Emkuzhev (23) telah dibunuh.
Pada hari itu, sumber pendudukan melaporkna bahwa diduga para pelayan geng kafir (FSB) bertemu Aslan di Jalan Tolstoy dan mencoba memeriksa dokumen, bagaimanapun, mereka mengklaim bahwa ia segera mengeluarkan senjata dan melakukan perlawanan, namun ia tewas oleh tembakan balik.
Sejumlah senjata dan bahan peledak-di mana Emkuzhev dilaporkan telah membawanya-sangat rinci diumumkan oleh para boneka kafir. Di antaranya, shotgun, dua granat, dua UZRGM, peluru, bom asap, serta sepuluh botol kaca berukuran 250 ml dan dua kaleng cairan “molotov” 5 liter.
Setelah penjajah-tanpa pelit merinci-semua daftar senjata Aslan, ternyata ia dibunuh dalam rangka “tindakan khusus selama operasi anti-teroris”.
Perlu diketahui, bahwa para tentara penjajah, ketika melakukan apa yang mereka sebut “operasi kontra-teroris” melawan Mujahidin, mereka tidak akan mengecek dokumen apapun, karena mereka takut menerima peluru Mujahid di dahi mereka, dan biasanya mereka tahu benar wajah spesifik target. Tapi mengapa, dalam kasus Emkuzhev ini, mereka memutuskan untuk memeriksa dokumennya terlebih dahulu?
Hari berikutnya, boneka membuat pernyataan keras dalam berita yang menyatakan bahwa Aslan diduga dilatih untuk teknik “sabotase dan teroris”, tidak di tempat-tempat seperti Irak atau Afghanistan, tetapi di Lebanon pada tahun 2007, dan ia kembali ke tanah airnya pada tahun 2009 dan mulai mempromosikan ide-ide “Islam radikal”.
Namun fakta menceritakan cerita berbeda. IslamDin mempublikasikan foto-foto Muslim yang menjadi korban kebiadaban para pelayan kafir.
Pada pergelangan tangan Aslan, jejak borgol sangat jelas terlihat. Juga ada bekas luka bakar sundutan rokok di tangan dan pada seluruh tubuh Aslan.
Menjadi jelas bahwa Aslan secara brutal disiksa, sebelum akhirnya dibunuh.
Dan kisah mengenai “perlawanan bersenjata” di Jalan Tolstoy dan pelatihan kamp-kamp asing….semua ini adalah dongeng yang biasa diceritakan penjajah Rusia dan boneka mereka selama bertahun-tahun, untuk membenarkan pembunuhan terhadap Muslim tak bersalah.
Telah diketahui bahwa boneka lokal dan majikan mereka telah lama kalah dalam perang ideologi melawan Isam dan mereka baru-baru ini mengalami kerugian besar di provinsi KBK, meskipun fakta terkait kerugian tersebut ditutup-tutupi dan Mujahidin hanya sedikit mengalami kerugian, atas kehendak Allah SWT.
Dalam meresponnya, musuh memulai kampanye mereka membunuh Muslim tak bersalah saat mereka tidak bisa mengatasi aksi Mujahidin.
Sejak awal tahun, sedikitnya 10 Muslim telah dibunuh sebagai bagian dari kampanye ini. Setelah kasus Aslan, dengan skenario sama di desa Kashkhatau, pelayan kafir membunuh Marat Zukayev (31).
“Selama pemeriksaan dokumen, Zukayev melepaskan tembakan dengan pisol Makarov dan tewas akibat serangan balasan,” ujar para boneka kafir. (haninmazaya/arrahmah.com)