DAMASKUS (Arrahmah.com) – Serangan besar-besaran secara massif dengan senjata kimia dilancarkan oleh rezim Nushairiyah Suriah di distrik Ghautah Timur, provinsi pinggiran Damaskus sejak Rabu (21/8/2013) pagi tadi.
Serangan pengecut dan biadab terhadap penduduk sipil itu telah menewaskan sedikitnya 1188 warga muslim dan mencederai lebih dari 5000 lainnya sampai saat berita ini ditulis, laporan kantor berita Koordinator Ghautah Timur.
Namun kebiadaban rezim Nushairiyah Suriah belum berakhir sampai di situ. Serangan pengecut dengan senjata kimia itu disusul dengan bombardir massif oleh pesawat tempur, tank dan artileri berat rezim teroris Assad.
Kantor berita Akhbar ar-Reif melaporkan tank-tank dan peluncur rudal rezim Nushairiyah Suriah membomardir kota Daraya di pinggiran Damaskus. Serangan itu seiring dengan pergerakan maju pasukan darat rezim Nushairiyah dari front Shiyah untuk memasuki dan merebut kota Daraya. Sedikitnya 7 warga sipil muslim gugur dan pulihan lainnya cedera oleh serangan tersebut.
Kantor berita Koorfinator Ghautah Timur melaporkan pasca serangan dengan senjata kimia pada Rabu pagi tadi di kota Ain Tarma dan Zamalka, pesawat tempur rezim Suriah sedikitnya melancarka tiga kali serangan udara susulan di kedua kota tersebut.
Serangan udara pertama di kota Ain Tarma
Serangan udara juga menghujani kota Zamalka dan desa Jaubar. Puluhan warga sipil yang mengalami cedera akibat serangan tersebut dilarikan ke rumah sakit lapangan di kota Maliham
Sementara itu kota Moadamiyah asy-Syam telah mengalami sembilan kali serangan udara pasca serangan dengan senjata kimia pada Rabu pagi tadi.
Pasukan bantuan rezim Nushairiyah dikerahkan besar-besaran dari kota Aqroba menuju Zabaltani untuk memperkuat pasukan Nushairiyah yang menggempur desa Jaubar dan kota Moadamiyah asy-Syam.
Pesawat-pesawat tempur rezim Nushairiyah tinggal landas dari bandara militer Dhumair untuk membombardir sebagian besar desa dan kota di distrik Ghautah Timur. Penggunaan senjata kimia dan bombardir biadab terhadap ribuan warga sipil muslim di provinsi pinggiran Damaskus ini ditonton dan dibiarkan saja oleh dunia internasional. Hasbunallah wa ni’mal wakiil. (muhibalmajdi/arrahmah.com)