KHYBER PAKHTUNKHWA (Arrahmah.id) — Sebuah bom mengguncang Distrik Bannu, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, Selasa (19/11/2024) malam. Serangan yang menyasar pos keamanan tersebut menewaskan sedikitnya 11 anggota keamanan dan melukai sejumlah lainnya. Insiden ini menjadi salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa bulan terakhir.
Dilansir The Associated Press (20/11), kelompok militan Hafiz Gul Bahadur, yang merupakan pecahan dari Taliban Pakistan (Tehrik-e-Taliban Pakistan/TTP) mengeklaim bertanggung jawab atas serangan ini.
Meski demikian, pihak pemerintah belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Sumber keamanan menyebutkan bahwa operasi telah diluncurkan untuk memburu pelaku serangan.
Kekerasan di Pakistan terus meningkat sejak November 2022, ketika Taliban Pakistan mengakhiri gencatan senjata dengan pemerintah.
TTP yang memiliki hubungan erat dengan Taliban Afghanistan, telah memperluas operasinya sejak pengambilalihan kekuasaan Taliban di Afghanistan pada 2021.
Di kawasan barat laut Pakistan, aksi militan terus terjadi, termasuk serangan besar pada Desember 2023 di Dera Ismail Khan yang menewaskan 23 anggota keamanan.
“Kelompok-kelompok seperti TTP dan Hafiz Gul Bahadur semakin kuat dengan bertambahnya jumlah rekrutmen, pendanaan, dan persenjataan,” kata Abdullah Khan, Direktur Pakistan Institute for Conflict and Security Studies, di Islamabad.
Menurut Khan, lebih dari 900 anggota keamanan telah tewas dalam serangan militan sejak TTP mengakhiri gencatan senjata.
Ia menegaskan bahwa stabilitas politik sangat diperlukan untuk menangkal ancaman ini.
Serangan di Bannu terjadi saat para pemimpin politik dan militer Pakistan bertemu di Islamabad untuk membahas lonjakan kekerasan oleh kelompok separatis dan militan.
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Shehbaz Sharif menyetujui operasi militer komprehensif terhadap kelompok separatis, termasuk Tentara Pembebasan Balochistan (Balochistan Liberation Army/BLA).
Operasi ini diputuskan setelah serangan bom bunuh diri oleh BLA pada 9 November lalu di sebuah stasiun kereta api di Quetta, Balochistan. Insiden itu menewaskan 26 orang. (hanoum/arrahmah.id)