KABUL (Arrahmah.com) – Masjid Eidgah di Kabul, Afghanistan, menjadi target serangan bom pada Ahad (3/10/2021), lapor AP News. Sejumlah warga sipil meninggal dalam insiden tersebut.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun itu bukan pertama kali serangan bom mengguncang Afghanistan sejak Taliban menguasai negara tersebut pada 15 Agustus lalu.
Islamic State (ISIS) adalah kelompok yang pernah mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di Afghanistan sejak Taliban berkuasa.
Taliban mengatakan tidak ada bukti bahwa milisi ISIS atau Al Qaeda memiliki basis di Afghanistan. Hal itu disampaikan beberapa hari setelah IS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di kota Jalalabad.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membantah anggapan bahwa Al Qaeda mempertahankan kehadirannya di Afghanistan.
“Kami tidak melihat apa pun di Afghanistan yang ada hubungannya dengan Alqaeda,” katanya pada 21 September lalu.
Sama seperti Al Qaeda, menurut Mujahid, IS pun tak memiliki kehadiran nyata di Afghanistan. Kendati demikian, dia memang melihat adanya beberapa serangan pengecut yang mengatasnamakan kelompok tersebut.
“ISIS yang ada di Irak dan Suriah tidak ada di sini. Namun, beberapa orang yang mungkin adalah warga Afghanistan kita sendiri telah mengadopsi mentalitas ISIS, yang merupakan fenomena yang tidak didukung oleh rakyat,” ujarnya.
Dia berjanji, tidak akan ada serangan terhadap negara ketiga di Afghanistan. “Kami berkomitmen pada fakta bahwa, dari Afghanistan, tidak akan ada bahaya bagi negara mana pun,” ujar Mujahid.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan bom di Afghanistan yang menargetkan anggota Taliban. ISIS mengklaim berhasil membunuh atau melukai puluhan di antara mereka.
“Lebih dari 35 anggota milisi Taliban tewas atau terluka dalam serangkaian ledakan yang terjadi (pada Sabtu dan Ahad),” kata ISIS lewat saluran Telegram resminya, Amaaq, pada 19 September lalu, dikutip Al Arabiya.
ISIS pun mengklaim menjadi dalang di balik serangan bom bunuh diri di bandara Kabul pada 26 Agustus lalu. Lebih dari 170 orang, 13 di antaranya tentara Amerika Serikat, tewas dalam serangan bom tersebut. (hanoum/Arrahmah.com)