MANDERA (Arrahmah.id) – Sebuah bom meledak di pinggir jalan di Kenya pada Senin (31/1/2022). Satu mobil jenis minibus hancur akibat ledakan tersebut.
Kejadian berdarah ini juga menewaskan enam penumpang di dalam minibus. Diduga kuat mobil nahas itu melindas bahan peledak yang sengaja dipasang di pinggir jalan.
Insiden tersebut semakin buruk usai kelompok bersenjata tak dikenal melakukan penyerangan.
Serangan ini terjadi sekitar 8 km dari Kota Mandera, berlokasi di timur laut Kenya. Kota ini tak jauh dari perbatasan Kenya dan Somalia.
“Enam orang terbunuh dalam insiden serangan terhadap satu kendaraan. Operasi keamanan tengah berlangsung untuk mengejar para pelaku,” ujar juru bicara Kepolisian Nasional Kenya, Bruno Shioso, dikutip dari AFP (31/1).
Belum ada kelompok militan yang mengeklaim pertanggungjawaban atas serangan fatal tersebut.
Menurut keterangan polisi, grup patroli Unit Layanan Umum yang tengah berpatroli di sekitar TKP langsung mengejar para penyerang. Bandit-bandit bersenjata yang melakukan penyerangan diduga melarikan diri menuju perbatasan Somalia.
“Para pelaku menggunakan senjata api dan granat berpeluncur roket saat melancarkan serangannya,” tulis laporan kepolisian tersebut.
Belum diketahui berapa total penumpang yang diangkut minibus nahas.
Shioso mengatakan, selain enam korban tewas, ada tujuh korban lainnya yang mengalami luka-luka.
Wilayah Kota Mandera menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan. Areanya juga berbatasan langsung dengan Somalia.
Militan Al Syabaab diketahui mengontrol wilayah-wilayah perdesaan Somalia.
Daerah Kenya lainnya yang berbatasan langsung dengan Somalia juga sering kali mengalami serangan.
Pejabat-pejabat Kenya cenderung menyalahkan milisi Al Syabaab atas serangan yang terjadi di negaranya.
Kenya menyaksikan sejumlah serangan fatal Al-Syabaab akibat mengirimkan pasukannya ke Somalia pada 2011 silam.
Mereka mengerahkan prajuritnya untuk bergabung dengan pasukan Misi Uni Afrika di Somalia (AMISOM), dalam rangka memberantas kelompok-kelompok radikal.
Pada 2013, dalam serangan selama empat hari di Mal Westgate Nairobi, sebanyak 67 orang tewas.
Dua tahun setelahnya, terjadi serangan di sebuah universitas di Kota Garissa, yang juga berbatasan dengan Somalia.
Serangan itu menewaskan 148 orang. Sebagian besar korbannya adalah mahasiswa.
Pada 2019, pasukan bersenjata Al Syabaab membunuh 21 orang di sebuah kompleks hotel di Nairobi.
Pekan lalu, sejumlah kedutaan besar di Kota Nairobi seperti Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat, mengeluarkan peringatan potensi serangan yang menargetkan warga negara asing (WNA) di ibu kota. (hanoum/arrahmah.id)