KAIRO (Arrahmah.com) – Sebuah bom meledak di pusat keramaian Kairo. Ledakan tiba-tiba ini menewaskan satu orang turis asal Perancis dan melukai 21 orang lainnya. Sejauh ini, kepolisian Mesir menangkap tiga orang yang terkait dengan penyerangan tersebut.
Tim penyelidik mencari petunjuk hari Senin (23/2) setelah menutup area tersebut hingga ke Mesjid Hussein, salah satu tempat di Mesir yang cukup dikagumi.
“Tiga orang kami tangkap di tempat kejadian sebagai tertuduh,” salah seorang polisi mengatakan.
“Beberapa orang lainnya sedang diminta keterangan sebagai saksi.”
Pemerintah Mesir, Perancis, Jerman dan Saudi tengah berduka cinta atas ledakan yang terjadi pada Minggu (22/2) malam di kawasan Khan el-Khalili yang terkenal itu.
Pihak kepolisian memaparkan mulanya kejadian tersebut dicurigai berasal dari alat peledak kecil, seperti granat, yang dilemparkan dari balkon.
Laporan sebelumnya mengatakan bom tersebut ditanam di bawah kursi kafe Hotel al-Hussein.
Hingga saat ini belum ditemukan motif yang cukup jelas dan tak ada satupun yang mengklaim untuk bertanggung jawab.
Kemudian, polisi meledakkan granat kedua tanpa menyebabkan korban luka.
Bercak darah masih terlihat di depan halaman depan mesjid, sebelah Khan el-Khalili.
“Ketika saya sedang shalat ada sebuah ledakan besar dan orang-orang mulai panik dan berhamburan dari mesjid, kemudian polisi datang dan menyegel pintu utama, dan mengevakuasi kami lewat pintu belakang,” ujar Muhammed Abdel Azim, yang sedang berada di dalam mesjid kala itu.
Beberapa analis memiliki kecurigaan adanya keterkaitan dengan penyerangan Israel terhadap Gaza bulan lalu, dimana Mesir dikritisi dunia Arab karena tidak membuka perbatasan Rafah yang melewati Gaza dan tidak memberikan cukup pertolongan bagi warga Palestina.
Samer Shehata, ahli politik Arab dari Universitas Georgetown di AS menjelaskan ketidakmungkinan serangan tersebut dilakukan murni oleh kelompok Mesir.
“Mungkin saja dilakukan oleh orang Mesir atau kelompok yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda atau simpatisan dari jaringan terorisme internasional,” tuturnya. Ia menambahkan bahwa pemerintah Mesir telah mengambil posisi yang tidak menyenangkan selama terjadinya perang Gaza ini.
“Menyerang sektor wisata merupakan pukulan bagi negara ini. Faktanya serangan sebelumnya terjadi di sektor ini, berlawanan dengan pentargetan kantor maupun gedung-gedung pemerintahan.”
Sebelumnya, tempat ini pun merekam serangan bom tahun 2005 yang membunuh dua orang turis dan 18 orang luka-luka. (Althaf/arrahmah)