AMERIKA (Arrahmah.com) – Dilansir Associated Press Selasa (16/4/2013), seorang petugas -yang tidak menyebutkan namanya sebab penyelidikan masih berlangsung- memberikan keterangan seputar peristiwa itu. Dia mengatakan, bom terbuat dari panci tekan (pressure cooker) berukuran 6 liter yang diisi dengan serpihan logam, paku dan juga laher (Bearing-bantalan peluru). Bom panci itu disimpan dalam sebuah tas jinjing besar yang biasa dipakai untuk bepergian atau olahraga berwarna hitam, yang diletakkan di atas tanah.
Bom pressure cooker telah digunakan di seluruh dunia, instruksinya tersedia secara online dan mudah ditemukan melalui pencarian Google.
Bahkan, instruksi tentang bagaimana membuat bom seperti yang ditampilkan dalam edisi pertama majalah Al-Qaeda berbahasa Inggris “Inspire” tahun 2010, dalam salah satu artikel berjudul, “Make a bomb in the kitchen of your mom,” “Membuat bom di dapur ibumu.”
Artikel semacam ini juga tersedia di website Stormfront, the Anarchist Cookbook, situs yang mendominasi Kulit Putih.
Sampai saat ini belum ada seorangpun/kelompok yang mengaku bertanggungjawab terhadap insiden Bom Boston.
Bahkan Tehrik-e-Taliban Pakistan, menyangkal terlibat. “Kami yakin dalam menyerang Amerika Serikat dan sekutunya tetapi kami tidak terlibat dalam serangan ini,” ujar juru bicara Taliban Pakistan, Ehsanullah Ehsan pada Selasa (16/4/2013), lansir Kavkaz Center
“Kami tidak memiliki keterkaitan dengan pemboman ini tapi kami akan terus menargetkan mereka sebisa mungkin,’ tambahnya.
Menurut pakar terorisme AS dari Centre for the Study of Radicalisation, JM Berger, ada tiga pihak yang berkaitan dengan peristiwa bom itu. Mereka adalah kelompok teroris internasional, organisasi domestik, atau seorang psikopat.
Namun Berger berpendapat, waktu dan tempat dari ledakan itu menunjukan bahwa pelaku mencoba menarik atensi media. Berger cukup yakin, ledakan itu adalah ulah warga AS.
“Ini bisa dikatakan sebagai ulah teroris dalam negeri,” ujar Berger, sambil menyebut insiden di Waco pada 1993, ketika para ekstrimis AS dikepung oleh aparat keamanan, seperti dikutip ABC, Selasa (16/4/2013).
“Meskipun demikian, ini adalah Hari Patriot, yang dipandang sebagai hari bersejarah. Ini juga merupakan Hari Pajak dan ada kejadian teror yang berkaitan dengan hari-hari itu,” imbuhnya.
Wallahu ‘alam bish-showab.
(saifalbattar/lasdipo/arrahmah.com)