KABUL (Arrahmah.com) – Serangan bom bunuh diri dengan menggunakan mobil terjadi di gerbang masuk barat ibu kota Afghanistan, Kabul, Jumat, (13/11/2020) menewaskan sedikitnya delapan belas anggota keamanan pemerintah, melukai empat lainnya dan menghancurkan lima kendaraan Humwee, kata seorang pejabat Afghanistan.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Arian mengatakan ledakan itu menarget pos pemeriksaan pasukan pemerintah di dekat gerbang Arghanday, Paghman.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab, meski kecurigaan langsung jatuh pada Taliban.
Kekerasan dan kekacauan telah meningkat di Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir bahkan ketika para perunding pemerintah dan Taliban bertemu di Qatar untuk mengakhiri perang tanpa henti selama beberapa dekade di Afghanistan itu. Kedua belah pihak hanya membuat sedikit kemajuan.
Serangan terhadap pos pemeriksaan tentara itu menyusul terjadinya kekerasan selama berpekan-pekan, termasuk serangan oleh orang-orang bersenjata awal bulan ini di Universitas Kabul. Serangan di universitas yang diklaim dilakukan Islamic State (IS) itu menewaskan 22 orang, kebanyakan mahasiswa yang berasal dari anggota militer yang sedang diwisuda.
Sebagaimana dilansir Mirahaber (13/11), kepala tim perunding perdamaian pemerintah, Abdullah Abdullah, pada hari Jumat mendesak Taliban untuk sepakat mencari solusi damai bagi perang yang sedang berlangsung. “Kami telah menawarkan cara tetapi Taliban tidak mengusahakan kesepakatan,” katanya.
Satu hari sebelumnya, Kamis (12/11), Taliban menyerang pos pemeriksaan pasukan keamanan pemerintah di bagian utara provinsi Kunduz, menewaskan lima tentara dan melukai dua lainnya, kata Esmatullah Muradi, juru bicara gubernur provinsi itu. Kementerian Pertahanan mengklaim 10 militan Taliban tewas dalam pertempuran itu.
Utusan perdamaian Washington untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, selama ini telah mengusahakan kesepakatan pengurangan kekerasan atau gencatan senjata, namun Taliban menolaknya.
Pembicaraan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban adalah bagian dari kesepakatan yang dinegosiasikan antara Amerika Serikat dan Taliban yang akan memungkinkan pasukan AS dan NATO menarik diri dari Afghanistan, dan mengakhiri 19 tahun keterlibatan militer mereka.
(hanoum/arrahmah.com)