ISTANBUL (Arrahmah.com) – Penggunaan “bom barel” oleh pasukan rezim Suriah telah menewaskan 4.000 orang, 97 persen dari mereka merupakan warga sipil, menurut statistik terkini yang dirilis pada Senin (3/2/2014), sebagaimana dilaporkan oleh Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia, lansir Anadolu Agency, Senin (3/2).
Laporan itu mengatakan bahwa pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad, telah menggunakan 2.250 bom tersebut selama beberapa bulan terakhir, dengan dalih menargetkan kelompok oposisi, tapi kebanyakan bom barel tersebut menghantam lingkungan sipil.
Bom barel merupakan perangkat peledak improvisasi yang mengandung trinitrotoluene (TNT), yang merupakan bahan kimia yang tidak akurat dan mempunyai daya ledak tinggi, serta potongan-potongan logam dan beton tajam untuk meningkatkan kekuatan destruktif. Setiap bom barel mempunyai berat sekitar setengah ton dan bisa menghancurkan wilayah seluas 250 meter persegi.
Laporan itu mengatakan bahwa bom barel tersebut dilemparkan dari helikopter, di mana helikopter bisa menjatuhkan bom tersebut lebih tinggi daripada kalau menggunakanpesawat dan membuat mereka sulit untuk menembak jatuh helikopter tersebut.
Sekretaris Jenderal Tentara Pembebasan Suriah, Ammar al-Wawi, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa rezim Assad menggunakan bom barel sebelum dan selama konferensi internasional tentang Suriah yang dimulai pekan lalu di Jenewa, yang merupakan pertama kalinya oposisi dan rezim delegasi bertemu face-to-face.
“Bom barel lebih murah daripada peluru kendali dan menyebabkan kerusakan yang lebih besar. Mereka (pasukan rezim) ingin mengubah demografi daerah dengan membunuh orang-orang, dan memaksa korban untuk bermigrasi,” kata al-Wawi.
“Tidak ada korelasi antara kelompok oposisi dan di mana bom barel tersebut mendarat. Bom ini lebih sering dilemparkan di lingkungan sipil.”
Perang sipil Suriah, yang akan mencapai tahun ketiga pada bulan Maret, telah mengakibatkan kematian lebih dari 130.000 orang dan jutaan pengungsi, menurut laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.
Pada bulan Agustus tahun lalu, Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa Bangsa mengumumkan bahwa satu juta anak-anak Suriah yang terdaftar sebagai pengungsi di negara-negara tetangga, meningkatkan kekhawatiran akan ‘a lost generation” di Suriah. (Ameera/Arrahmah.comm)