LA PAZ (Arrahmah.com) – Presiden Bolivia, Evo Morales, pada Rabu (30/7/2014) mengumumkan perjanjian pembebasan visa dengan “Israel” ditiadakan sebagai protes atas serangan di Gaza, dan menyatakannya negara teroris, sebagaimana dilansir Fox News.
Morales mengumumkan langkah tersebut saat berbicara dengan sekelompok pendidik di kota Cochabamba.
Itu “berarti, dengan kata lain, kita menyatakan (Israel) sebagai negara teroris,” katanya.
Sebelumnya, perjanjian itu telah memungkinkan “Israel” untuk melakukan perjalanan secara bebas ke Bolivia tanpa visa sejak 1972.
Morales mengatakan agresi terhadap Gaza menunjukkan “bahwa ‘Israel’ bukanlah penjamin prinsip-prinsip menghormati kehidupan dan ajaran dasar hak yang mengatur hidup berdampingan secara damai dan harmonis komunitas internasional kami.”
Lebih dari dua minggu, pertempuran di Gaza telah meninggalkan 1.300 orang tewas dan 6.000 terluka di tengah kampanye udara dan darat “Israel”. Agresinya yang intens telah menyerang warga sipil Gaza dengan dalih menarget kelompok militan Islam Hamas.
Dalam perkembangan terakhir, 33 orang tewas setelah dua roket “Israel” menghancurkan Pasar Syujai’ya dan sebuah sekolah PBB, pada Rabu (30/7), dimana menuai protes internasional.
Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan “Israel” pada tahun 2009 lebih dari saat operasi militer “Israel” sebelumnya di Gaza.
Pada pertengahan Juli, Morales mengajukan permohonan kepada Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk menuntut “Israel” untuk “kejahatan terhadap kemanusiaan.” Namun hal ini belum digubris oleh pihak PBB yang semakin tidak jelas keberpihakannya. (adibahasan/arrahmah.com)