Oleh : Abu Muas
(Arrahmah.com) – Dalam dunia sepak bola, paling tidak, kita mengenal istilah “Bola Muntah”. Istilah ini biasanya muncul di antaranya pada saat pemain sepakbola menendang bola ke arah gawang lawan ternyata bola membentur tiang gawang atau penjaga gawang yang akhirnya bola kembali ke lapangan permainan. Bola muntah ini sering kali dapat dimanfaatkan oleh para pemain depan teman bermain penendang bola muntah yang dapat menghasilkan sebuah gol ke gawang lawan.
Jika boleh diibaratkan, kini para gubernur di negeri ini yang jumlahnya 34 orang dengan slogan kebhinekaan yang sering digembar-gemborkannya sedang menata negeri ini dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sedang bermain sepak bola dalam sebuah lapangan. Perhitungannya, 34 pemain dengan 22 pemain terbagi menjadi 2 kesebelasan dan sisanya sebagai pemain cadangan.
Selama ini permainan di lapangan berlangsung dengan baik, namun tiba-tiba salah seorang pemain dari salah satu tim dalam hal ini pemain yang bernama Ahok dari DKI-1 menendang bola ke arah gawang lawan yang menjadikan bola muntah.
Uniknya, bola muntah dari Ahok ini tidak disambut oleh para pemain dalam timnya, tapi sumber bola muntahnya yakni diri Ahok sendiri yang disambut oleh para penonton untuk dimanfaatkan menjadi Gol karena dinilai telah menodai keyakinan agama Islam sekaligus merusak tatanan kebhinekaan yang sering digembar-gemborkan orang nomor 1 di DKI ini.
Kini, sumber bola muntah yakni diri Ahok sendiri telah dilaporkan oleh berbagai elemen masyarakat ke pihak yang berwajib untuk diproses dalam koridor hukum. Akankah bisa segera terwujud pelaporan-pelaporan tersebut menjadi sebuah Gol Indah dengan menyeret sumber bola muntah ke ranah hukum? Ataukah akan membiarkan sumber bola muntah tersebut menjadi bola liar yang dampaknya sangat tidak kondusif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara? Jawaban dari kesemua ini tergantung dari pihak yang berwajib sebagai wasit.
Sambil menunggu ketegasan wasit atas sumber bola muntah di atas, kini tugas wasit pun bertambah berat lagi mengingat sumber-sumber bola muntah lainnya yang sebenarnya sudah bermunculan sebelumnya sebagaimana yang dilakukan oleh Syiah dan aliran-aliran sesat lainnya di negeri ini.
Akhirnya, kita masih layak berharap kepada pihak yang berwajib yang notabene diibaratkan sebagai wasit dalam permainan sepak bola agar sepak bola indah bukan hanya dapat ditonton tapi bisa menjadi tuntunan dengan peran wasit yang bijak dan adil.
(*/arrahmah.com)