TEL AVIV (Arrahmah.com) – Menteri Keuangan “Israel” Yair Lapid telah memperingatkan bahwa dunia, termasuk Amerika Serikat, telah kehilangan simpati dan kesabaran dengan “Israel”.
Berbicara kepada sekelompok wakil-wakil dari organisasi-organisasi Yahudi Amerika pada hari Senin, Ketua partai Yesh Atid, Lapid, memperingatkan bahwa meningkatnya kampanye boikot terhadap “Israel” akan memiliki efek buruk pada perekonomian, sebagaimana dilansir oleh WordBulletin, Selasa (18/2/2014).
Setelah serikat akademisi ASA Amerika Serikat yang terkenal itu memutuskan untuk memboikot para akademisi serta institusi pendidikan “Israel” yang beroperasi dan mendukung pemukiman ilegal di Tepi Barat, pendanaan raksasa Belanda PGGM dan Bank Danske Denmark juga memboikot bank “Israel” untuk alasan yang sama.
Sementara itu, bank terbesar Jerman, Deutsche Bank (DB), telah memasukkan bank Hapoalim “Israel” ke dalam daftar hitam sebagai “perusahaan yang tidak etis” karena memberikan pendanaan terhadap pemukiman Yahudi ilegal di Tepi Barat, koran Maariv “Israel” melaporkan.
Perusahaan Belanda Boskalis Westminister dan perusahaan Italia Condote de Agua juga menarik tawaran untuk membangun pelabuhan swasta di Ashdod dan Haifa.
Menurut Haaretz “Israel”, mereka bergabung dengan perusahaan Spanyol FCC dan Cyes, serta perusahaan Jerman Möbius Bau, yang juga keluar dari bulan-bulan proses tender, mengutip ancaman terhadap kepentingan bisnis mereka di Timur Tengah.
Tahun lalu, boikot pada produk-produk ‘Israel” seperti kurma dan anggur yang tumbuh di wilayah pendudukan lembah Jordan telah menyebabkan kerugian $ 29.000.000 bagi pemukim Yahudi ilegal di wilayah tersebut. Sebagaimana dilaporkan oleh Washington Post, pendapatan dari ekspor turun 14%, terutama disebabkan oleh jaringan supermarket besar di Eropa memutuskan untuk memboikot produk mereka.
David Elhayani, kepala Dewan Daerah Jordan Valley, mengatakan kepada Washington Post, “Akibatnya, hari ini, kita hampir tidak menjual ke pasar Eropa lagi.”
Zvi Avner, kepala komite pertanian di Lembah Yordan, mengatakan bahwa penjualan paprika dan anggur ke Eropa Barat telah menurun sekitar 50% dan rempah segar hingga 40%.
Pada tahun 2009, Inggris secara bertahap memboikot produk pemukim secara keseluruhan. Bersama dengan negara-negara Skandinavia, Inggris telah membuat 550.000 pemukim Yahudi ilegal aneh di Tepi Barat sangat cemas.
Marks & Spencer, Morrisons dan Waitrose termasuk di antara banyak perusahaan Inggris yang menghentikan penjualan produk pemukim illegal dalam beberapa tahun terakhir. Supermarket Kaiser Jerman juga telah membuat keputusan moral melawan penjualan produk pemukim.
Banyak yang merasa bahwa kecenderungan tersebut secara perlahan mulai berkembang di Barat terhadap “Israel”, mirip dengan aksi boikot yang kemudian meruntuhkan rezim apartheid di Afrika Selatan. (ameera/arrahmah.com)