Rabu, 18 Juli 2012, ada pemandangan berbeda di Amerika Serikat (AS). Sekelompok aktivis Muslim pro Palestina menyerukan boikot terhadap produk kurma Israel.
Awada Hamdan dari Americans Muslims For Palestina (AMP) menyoroti banyaknya Umat Muslim di Amerika yang masih mengkonsumsi kurma dari Israel. Padahal, kata Hamdan, siapapun yang mengkonsumsi kurma Israel berarti dia menyetujui penjajahan Yahudi! “This Ramadan Make a Date With Justice: Choose Occupation-Free Dates,” itulah kampanye yang diusung oleh AMP yang kemudian diikuti dengan gelombang pemboikotan toko-toko Muslim terhadap kurma-kurma dari negara jahanam tersebut.
Hal serupa juga pernah terjadi di negara Eropa. Juli 2010, sejumlah besar organisasi Muslim, termasuk Dewan Masjid Maroko Belanda (RMNN), Yayasan Islam Belanda (ISN), dan Milli Gorus mendesak Muslim Belanda untuk tidak membeli kurma Israel saat bulan Ramadhan. Boikot tersebut adalah respon atas serangan Israel terhadap konvoi Mavi Marmara untuk Palestina pada Mei 2010. Kita ketahui bersama, sembilan aktivis terbunuh dalam serangan itu dan puluhan lainnya terluka, termasuk dua warga negara Belanda.
Situasinya hampir sama dengan di Belgia. Kurma Israel adalah buah sangat populer di negara itu. Kurma menjadi kudapan laris yang menguntungkan dari segi ekonomi. Namun karena Israel berada di balik merebaknya kurma zionis tersebut, sebagian kalangan turun ke jalan untuk melakukan aksi boikot.
Seperti dikutip dari laman philosemitism, pada tahun 2003 saja, Oxfam Belgia, sebuah organisasi internasional yang peduli terhadap penderitaan masyarakat dunia, bertanggung jawab atas poster yang menyerukan boikot terhadap Israel. Poster itu menampilkan gambar buah jeruk berdarah, dengan keterangan “Buah dari Israel rasanya pahit.” Oxfam ingin mengatakan bahwa dibalik manisnya kurma Israel, ada darah yang mereka tumpahkan terhadap Muslim Palestina.
Apa yang terjadi setelah itu? Lembaga Pusat mereka meminta poster itu ditarik dan meminta mereka melampiaskan kekesalan dengan mengirim surat ke Oxfam Internasional menyusul kampanye dunia yang dipimpin oleh Simon Wiesenthal Center. Apakah karena aktifitas itu perlawanan masyarakat Belgia terhadap kurma Israel seketika berhenti? Jawabannya adalah tidak. Pasca penarikan poster tersebut, bahkan organisasi INTAL yang juga bermukim di Belgia melakukan aksi serupa. Layaknya FPI di Indonesia, mereka mengunjungi pasar-pasar buah di Belgia pada jam lima pagi hanya untuk membujuk toko-toko grosir agar tidak menjual kurma-kurma dari Israel.
Dan Anda tahu, ternyata INTAL dan Oxfam bukanlah organisasi Muslim. Mereka justru kemudian menyambangi organisasi-organisasi Muslim di Belgia untuk mengkampanyekan boikot serupa terhadap kurma Israel. Harusnya kita lebih mendahului mereka.
Keuntungan Israel dari Kurma
Seperti dilansir, inminds.co.uk, keuntungan Israel dari penjualan kurma memang sangat besar. Untuk tahun 2011 saja, Israel menangguk sedikitnya $ 265.000.000. Ratusan juta dolar keuntungan tersebut masuk ke kantong ekonomi Israel dan kiat mengukuhkan hegemoni di atas tanah Palestina.
Hingga kini, Israel juga menguasai pangsa pasar kurma terbaik di dunia. Lebih dari 50% kurma Medjool yang ada di dunia sekarang diproduksi di Israel. Kurma Medjool sendiri adalah kurma yang sangat mendunia. Teksturnya yang empuk dan lembut, serta memiliki rasa yang manis dan legit, membuat Kurma Medjool dikenal sebagai ‘Raja Kurma’ atau ‘Berlian Kurma’. Tidak hanya legit, kurma asal AS ini juga mengandung fruktosa dan glukosa alami yang merupakan sejenis karbohidrat sederhana yang baik untuk meningkatkan energi saat berpuasa. Harga kurma ini tidak tanggung-tanggung: Rp.160.000/Kg. Dan pangsa pasar Eropa masih menjadi incaran bagi penjualan kurma Israel dimana mereka memiliki market sebesar 10%.
Dua perusahaan besar kurma di Israel adalah Agrexco dan Hadiklaim. Kedua perusahaan ini hampir menguasai seluruh jaringan penjualan kurma di Israel maupun mancanegara. Agrexco adalah perusahaan pertanian paling besar di Israel. Meski sempat dilikuidasi, tapi Agrexco kemudian kembali bangkit setelah dibeli taipan Yahudi, Gideon Bickel, pada tahun 2011. Dalam waktu relatif singkat, Agrexco Carme (nama baru pasca likuidasi) mampu menawarkan berbagai macam produk ke mancanegaara.
Ironisnya, hingga kini hampir 70% persen dari produksi pertanian mereka dilakukan di tanah milik rakyat Palestina. Mereka memaksa masuk tanah-tanah ilegal demi mempertahankan komoditi mereka dan memenuhi permintaan kurma selama bulan ramadhan. Tiga brand kurma mereka adalah Carmel, Jordan Plains, Jordan Valley. Dan umat Islam perlu mencatat: tidak boleh ada satu biji kurma pun dari Israel yang masuk ke tenggorokan kita!
Sedangkan Hadiklaim adalah perusahaan kurma kenamaan di Israel. Berdiri pada tahun 1982 di Tel Aviv, Hadiklaim memiliki reputasi yang telah terbukti untuk secara konsisten memberikan kualitas kurma tertinggi. Tidak heran mereka menguasai 65% peredaran kurma di Israel.
Kurma-kurma di bawah naungan Hadiklaim sangatlah banyak. Nama-nama yang perlu dicatat oleh umat Muslim untuk dihindari adalah King Solomon, Jordan River, Kalahari, Tamara Barhi Dates, Desert Diamonds, Rapunzel Bomaja, Shams dan Delillah. Hadiklaim juga menyuplai turunan dari brand mereka untuk pasar eceran (supermarket) di antaranya Mark & Spencer, Sainbury’s, Tesco, dan Waitrose.
Liciknya, Hadiklaim selalu melabeli kurma-kurma mereka dengan tulisan “Produksi Tepi Barat”, padahal kurma-kurma ini bukanlah berasal dari pihak Paletina. Bangsa Palestina sama sekali tidak pernah mendapat keuntungan dari kurma-kurma Israel selain pemaksaan mereka terhadap warga Palestina yang tidak berdaya untuk mau digaji murah demi kelangsungan tumbuh kembang kurma-kurma Israel tersebut. Mereka harus bekerja mulai jam 5 pagi, bahkan rela menahan ke toilet dalam masa kerja selama 8 jam di tiap harinya.
Satu nama lain yang juga harus diboikot adalah kurma Karsten Farms. Meski berasal dari Afrika Selatan, namun keuntungan kurma ini masuk ke kantong Israel. “Maka itu, Karsten Farms termasuk kurma yang diboikot,” tegas Inminds.co.uk yang terlibat aktif dalam kampanye boikot produk-produk Zionis Israel.
Melihat kezaliman ini, warga Palestina sama sekali bukanlah warga negara yang tidak tinggal diam. Pada tahun 2005, masyarakat sipil Palestina sudah mulai mengetuk pintu hati masyarakat dunia untuk terlibat dalam aksi memboikot produk kurma Israel. Perjuangan itu didukung oleh lebih dari 170 organisasi Palestina yang mewakili semua aspek masyarakat termasuk petani.
Pada tahun 2004, Mahkamah Internasional sendiri juga sudah memutuskan bahwa permukiman Israel adalah ilegal karena dibangun di atas tanah Palestina. Aktivitras bertani kurma merupakan salah satu kegiatan pertanian utama yang dilakukan oleh hampir setengah dari pemukiman ilegal Israel yang terletak di Jordan Valley itu.
Maka sudah seharusnya umat Islam berhati-hati untuk membeli produk kurma. Dan kita dituntut untuk proaktif mengkampanyekan boikot produk kurma Israel. Bukan dengan landasan kemanusiaan, tapi akidah, karena begitulah Islam mengajari kita.
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim).*
Oleh: Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi. –Penulis adalah aktifis Kajian Zionisme Internasional-
(hidayatullah.com/arrahmah.com)