KAIRO (Arrahmah.com) – Gerakan perlawanan Palestina, Hamas mengatakan pada Sabtu (29/3/2014) bahwa dokumen intelijen militer Mesir yang bocor membuktikan bahwa ia tidak ikut campur dalam urusan Mesir, sebagaimana dilansir oleh WorldBulletin.
“Dokumen yang bocor membuktikan bahwa Hamas tidak ada hubungannya dengan urusan internal Mesir,” kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum dalam sebuah pernyataan.
“Bahkan membuktikan bahwa Hamas melindungi keamanan nasional Mesir dengan mengatur perbatasan,” tambahnya.
Pada Jumat (28/3), saluran berita yang berbasis di Qatar Al-Jazeera menunjukkan dokumen intelijen militer Mesir yang diduga bocor tersebut, yang terjadi pada akhir Mei 2013.
Dokumen, yang ditandatangani oleh Jenderal Mahmoud Hegazi, yang menjabat sebagai kepala staf militer Mesir, menyerukan untuk mengintensifkan kontak dengan Hamas dengan tujuan untuk mengatur perbatasan timur laut Mesir, menurut Al-Jazeera.
Tidak ada komentar dari pihak militer Mesir terkait dugaan dokumen yang bocor tersebut.
Barhoum menyerukan untuk menghentikan kampanye media Mesir yang berisi hasutan terhadap Hamas.
Mesir menuduh Hamas campur tangan dalam urusan internal dan terlibat dalam sebuah pembobolan penjara secara massal pada revolusi Mesir 25 Januari , yang mengakhiri otokrasi mantan presiden Husni Mubarak pada tahun 2011.
Pengadilan Mesir baru-baru ini melarang kegiatan Hamas di Mesir dan memerintahkan kantor-kantornya ditutup.
Hamas adalah sebuah cabang ideologi Ikhwanul Muslimin, kelompok dimana mantan presiden Muhamed Mursi berasal.
Desember lalu, pemerintah sementara Mesir yang didukung militer memasukkan Ikhwanul Muslimin dalam daftar “kelompok teroris.”
Bahroum berpendapat bahwa dokumen yang bocor membuktikan bahwa keputusan pemerintah Mesir untuk melarang kegiatan Hamas merupakan keputusan yang bermotif politik.
(ameera/arrahmah.com)