TEL AVIV (Arrahmah.id) — Rekaman audio pertemuan antara sandera Israel, yang dibebaskan kelompok perlawanan Hamas, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang berisi kemarahan sandera pada pemerintah Israel bocor ke publik.
Audio pertemuan antara mantan sandera, kerabat dari beberapa orang yang masih ditahan, dan kabinet perang Israel pada hari Selasa (5/12/2023) banyak disebar di berbagai media dan sebagian darinya dipublikasikan di situs berita Israel Ynet.
Salah satu mantan sandera mengungkapkan ketakutannya akan dibunuh oleh pemboman Israel dan bukan oleh Hamas.
“Saya berada di salah satu rumah, dan pemboman terjadi di mana-mana. Kami berada di dalam terowongan, sangat takut, bukan karena Hamas akan membunuh kami, tapi Israel akan membunuh kami (dengan mengebom) dan kemudian mengatakan bahwa Hamas yang membunuh kami. Saya sangat meminta agar pertukaran tahanan dimulai,” ujarnya dikutip dari CNN (6/12).
Yang lain menceritakan bagaimana mereka dibom di dalam tempat persembunyian dan ditembaki oleh helikopter.
“Kami dibom saat berada di dalam tempat persembunyian. Kami terluka dan diselundupkan keluar. Selain itu, kami ditembak oleh helikopter dalam perjalanan ke Gaza. Suami saya dipisahkan dari kami tiga hari sebelum kami kembali ke Israel dan dibawa ke dalam terowongan. Apakah Anda berbicara akan membanjiri terowongan Hamas dengan air laut?” tanya khawatir akan kondisi suaminya.
Mantan korban penculikan melanjutkan: “Apakah menurut Anda laki-laki (ket: suaminya) tersebut kuat? Suami saya setiap hari memukuli dirinya sendiri, meninju wajahnya hingga berdarah karena itu terlalu berat baginya, dan sekarang dia sendirian, dan hanya Tuhan yang tahu dalam kondisi apa.”
“Dan Anda ingin menggulingkan pemerintahan Hamas, untuk menunjukkan bahwa Anda punya keberanian lebih besar? Tidak ada kehidupan di sini yang lebih penting daripada kehidupan lainnya,” tambahnya. “Tak satu pun dari kami di sana yang layak mendapatkan perlakuan yang lebih buruk dibandingkan penduduk Israel mana pun. Kembalikan semuanya dan tidak dalam waktu satu bulan, dua bulan atau satu tahun.”
Wanita itu menambahkan: “Anda menempatkan politik di atas keselmatan orang-orang yang diculik.”
Dalam audio yang dirilis Ynet, berdasarkan kesaksian para mantan sandera, kondisi para sandera banyak yang kekurangan makanan dan membutuhkan perawatan di rumah sakit karena efek dari pemboman Israel.
Seorang wanita yang pernah menjadi sandera mengatakan, dalam pertemuan tersebut, bahwa mereka yang masih disandera hidup seharian hanya berbaring di kasur tapi dengan kondisi kesulitan melihat dan mendengar karena berada di bawah tanah juga kondisi kesehatan dan mental yang memburuk.
“Selain kondisi fisik mereka, saya merasa meninggalkan mereka dalam kondisi mental yang sangat buruk. Saya dan mereka yang sudah dibebaskan sebelum saya – saya masih muda dan aktif, saya merawat mereka, saya membantu mereka menjaga optimisme. Mereka tahu bahwa mereka harus bertahan hidup, namun mereka berada di ambang kehilangan harapan,” katanya.
Komentar Perdana Menteri Israel Netanyahu pada pertemuan tersebut tidak dirilis tetapi dilaporkan oleh Ynet namun CNN tidak dapat memverifikasi keakuratannya.
Netanyahu dilaporkan mengatakan kepada para sandera: “Saya datang bersama teman-teman saya untuk mendengarkan Anda. Masih ada kegelapan yang harus disingkirkan. Dan kita perlu mengembalikan semuanya. Saya mendengar kegelisahan, penghinaan, penderitaan, penyiksaan, pemerkosaan. Hal inilah yang mengguncang seluruh dunia dan penting untuk terus diceritakan. Penting bagi kita untuk mendengarkan. Anda benar: ada perusahaan besar yang mengumpulkan bukti, mencoba menjangkau semua bukti. Bagaimana cara mengajak semua orang masuk.”
Hanya saja jawaban Netanyahu itu dibalas teriakan dan makian para warga Israel dalam pertemuan itu dengan “Memalukan” dan “Omong kosong.” (hanoum/arrahmah.id)