XINJIANG (Arrahmah.com) – Rekaman drone yang diunggah ke YouTube melalui chanel bernama “War on Fear” menunjukkan ratusan tahanan Uighur ditutup matanya, diborgol dan akan dipindahkan dengan kereta api, sebagaimana konfirmasi dari seorang ahli pada Selasa (24/9/2019).
Seorang pakar dari pusat kebijakan cyber internasional Australian Strategic Policy Institute, Nathan Ruser, mengatakan kepada surat kabar Inggris Guardian dalam sebuah artikel bahwa ia yakin video itu diambil di stasiun kereta di sebelah barat kota Korla di tenggara Xinjiang pada Agustus tahun lalu. Ruser menggunakan petunjuk dalam rekaman, termasuk landmark dan posisi matahari untuk memverifikasi lokasi video .
Rekaman itu diyakini memperlihatkan pemindahan narapidana Uighur yang ditahan dengan semena-mena oleh pemerintah Cina karena agama mereka.
Prihatin dengan situasi saudara-saudaranya di bawah pemerintahan Cina, pemerintah Turki melalui Kementerian Luar Negerinya mengecam Cina atas penindasan tersebut, dengan mengatakan bahwa “kebijakan asimilasi sistematis Cina terhadap Muslim Uighur merupakan hal yang memalukan bagi kemanusiaan”.
“Bukan lagi rahasia bahwa lebih dari satu juta Muslim Uighur, yang ditangkap dengan sewenang-wenang, menjadi sasaran penyiksaan dan pencucian otak di pusat-pusat konsentrasi dan penjara,” kata Hami Aksoy, juru bicara kementerian, sebagaimana dilansir Daily Sabah.
“Muslim Uighur, yang tidak ditahan di kamp-kamp, juga berada di bawah tekanan besar. Warga asal Uighur yang tinggal di luar negeri tidak dapat mendengar kabar dari kerabat mereka yang tinggal di kawasan itu,” tambahnya.
Turki mengundang pihak berwenang Tiongkok untuk menghormati hak asasi manusia bagi Muslim Uighur dan menutup kamp konsentrasi, kata Aksoy.
“Kami juga menyerukan kepada masyarakat internasional dan Sekretaris Jenderal PBB untuk mengambil langkah-langkah efektif untuk mengakhiri tragedi kemanusiaan di Wilayah Xinjiang,” tambahnya. (rafa/arrahmah.com)