DENPASAR (Arrahmah.com) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut Provinsi Bali kini bukan lagi menjadi target utama aksi “terorisme”, meski pada masa yang lalu Bali sudah dua kali dibom dalam skala internasional.
“Sekarang lebih kuat persatuan dan kesatuan dengan kearifan lokal setempat sehingga tidak hanya bisa mencegah teroris tetapi juga aksi radikal,” kata Direktur Pencegahan BNPT, Esa Permadi, di Sanur, Denpasar, lansir Antaranews.com, Kamis (12/12/2013).
Menurutnya, semenjak peristiwa Bom Bali I pada 2002 dan Bom Bali II pada 2005, masyarakat, aparat hukum termasuk pecalang atau petugas keamanan adat menyatu untuk bersama menjaga keamanan Pulau Bali.
“BNPT juga memiliki program untuk bersama masyarakat, akademisi, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dan pemuda untuk mencegah paham radikal,” katanya.
Esa juga menjelaskan, masih ada beberapa daerah di tanah air yang rawan dengan aksi radikalisme yang berujung pada “terorisme” di antaranya Sumatera, Pulau Jawa, dan Sulawesi.
Di daerah tersebut, kata Permadi, terdapat kantong-kantong dari kelompok radikal dari hasil survei BNPT Pusat. (azm/arrahmah.com)