SEMARANG (Arrahmah.com) – Ledakan bom Bali I yang terjadi tepat 10 tahun lalu yaitu 12 Oktober 2002 masih ada kemungkinan terulang kembali. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mba’i di Semarang.
Menurut Ansyaad, peristiwa serupa masih mungkin terulang karena hingga saat ini paham-paham yang ia sebut sebagai radikalisme mengikuti kemajuan teknologi yaitu salah satunya melalui berbagai macam jejaring sosial.
“Selama ideologi radikal tidak bisa dihentikan, maka ada kemungkinan bisa terjadi lagi. Ada yang menyalurkan paham radikal lewat internet,” kata Ansyaad usai acara Pengukuhan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Tengah di Merapi Ballroom, Novotel, jl Permuda, Semarang, Jumat (12/10) seperti dilansir detikcom.
Oleh sebab itu, lanjut Asyaad, pihaknya bekerjasama dengan Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) membentuk FKPT di berbagai daerah di Indonesia. Forum tersebut dimaksudkan agar dapat mencegah paham radikal yang berujung pada aksi kekerasan berupa terorisme.
Terkait pengaruh paham radikal melalu media internet, Asyaad menambahkan, nantinya FKPT akan melakukan pendekatan persuasif melalui media yang sama.
“Maka kita harus masuk di media itu juga untuk berkompetisi, melakukan pendekatan persuasif,” tandas Asyaad.
“Selain itu banyak hal yang harus dilakuakn terutama mengkonter penjelasan dari kelompok radikal yang membenarkan aksi kekerasan,” imbuhnya.
Adapun pencegahan paham radikal juga dilakukan di lingkungan keluarga karena ada indikasi paham tersebut disalurkan melalui keturunan. “Lewat garis keturunan juga ada indikasi dengan menanamkan kebencian dan permusuhan,” tegasnya.
Sementara itu ketua FKPT Jateng, Najahan Musyafa mengatakan, pihaknya akan melakukan pendekatan lewat organisasi rohis di sekolahan-sekolahan di Jawa Tengah.
“Pendekatan melalui rohis juga akan dilakukan di sekolahan. Akan ada pembinaan jika memang terindikasi ada pemberian paham radikal,” terangnya.
Sedangkan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo mengatakan, pihaknya mengapresiasi penuh pengukuhan FKPT. Ia menambahkan pencegahan aksi terorisme tidak hanya tugas Polri, TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN) namun dari semua komponen masyarakat juga.
“Semua komponen bangsa tidak hanya polisi, tentara, dan BIN karena terorisme itu benar-benar membuat resah, was-was, mengancam dan hidup kita tidak nyaman. Alhamdulillah hari ini dikukuhkan FKPT,” pungkas Bibit.
Ia berharap dengan adanya pengukuhan forum tersebut pencegahan terorisme bisa mulai diterapkan dari lingkungan keluarga. “Mudah-mudahan dengan adanya pengukuhan, akan ada langkah intensif untuk sadar mencegah terorisme dari rumah ke rumah, keluarga dan organsasi atau kelompok di Jateng,” tutup Bibit. (bilal/arrahmah.com)