LOMBOK (Arrahmah.com) – Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan gempa susulan skala kecil akan terus terjadi hingga empat minggu ke depan.
“Tiga hingga empat minggu ke depan gempa kecil masih akan terjadi. Kita harus menerimanya, ini proses alam,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, masyarakat harus bersama-sama dalam menghadapi cobaan tersebut, sebab posisi Pulau Lombok memang berada pada patahan batu besar di bumi.
Gempa yang akan terjadi, menurutnya, hanya pada kisaran 5.0 SR maksimal, atau tidak memiliki efek merusak. Bagi masyarakat yang rumahnya sudah retak akibat gempa besar 7.0 SR pada Ahad (5/8/2018), diimbau tetap waspada.
Dwikorita mengatakan bahwa gempa susulan yang terus terjadi itu karena Pulau Lombok berdekatan dengan batu bumi yang patah dan disebut sebagai Sesar Flores.
Bentang patah sesar Flores ini dari Bali hingga utara Laut Flores. Ketika patah terjadi akan memunculkan energi yang sangat besar, patahan terbesar muncul pada 200 tahun silam dan kali ini pengulangan kembali.
Energi tersebut keluar secara berangsur dengan dua kali energinya memiliki efek merusak di Lombok. Daya kekuatan energi tersebut akan terus berasa setelah titik puncaknya, yang biasa disebut gempa susulan.
Berdasarkan data dari BMKG, titik energi terbesar telah keluar pada Ahad (5/8), yang menyebabkan getaran hingga 7,0 SR. Setelah kejadian energi besar tersebut, lazim masih menyisakan energi yang kecil, tapi ia menyebut kecil kemungkinan untuk besar kembali.
“Justru akan sangat berbahaya jika setelah gempa besar terjadi, tapi tidak ada gempa susulan kecil setelahnya, berarti masih ada potensi energi besar,” ujarnya,
Namun di Lombok, potensi energi besar tersebut telah terlewati. Ia menginformasikan kepada seluruh masyarakat Lombok diperbolehkan untuk kembali ke rumah masing-masing.
“Warga sudah boleh jika ingin kembali ke rumah, keadaan sudah berangsur aman,” jelasnya, sebagaimana dilansir Liputan6.com.
(ameera/arrahmah.com)