JAKARTA (Arrahmah.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah kabar soal suhu yang mencapai 40 derajat Celsius saat fenomena Equinox yang akan terjadi selama dua pekan ke depan. Kepala BMKG Andy Eka Salya mengatakan, fenomena ini tidak akan mencapai suhu 40 derajat Celsius.
“Dampak Equinox tidak akan sampai setinggi itu,” katanya melalui pesan pendek, Jumat (18/3/2016), lansir Kabar24.com.
Fenomena Equinox adalah ketika matahari berada persis di jalur Khatulistiwa. Andy mengatakan, fenomena ini terkait dengan tren kering.
“Terjadi karena gerak semu matahari pada 21 Maret 2016,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam situs berita Straits Times disebutkan fenomena cuaca akan lebih hangat dalam dua minggu ke depan. Dalam berita tersebut, The National Environment Agency (NEA) memprediksi suhu meningkat mencapai 9 derajat Celsius dari suhu normal.
Tak lama berita itu muncul, timbul pesan berantai melalui aplikasi WhatsApp. Pesan tersebut menyatakan fenomena Equinox akan mempengaruhi Malaysia, Singapura, dan Indonesia dalam lima hari ke depan.
Pesan tersebut menyarankan warga agar berada dalam ruangan pada pukul 12.00-15.00.
“Suhu akan berfluktuasi sampai 40 derajat,” kata pesan WhatsApp itu.
Kabar tersebut dibantah NEA, bahwa interval suhu pada saat Equinox hanya 33-36 derajat Celsius.
Fenomena Equinox adalah fenomena yang sudah biasa terjadi. Dia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir terhadap fenomena ini.
Terkait, menanggapi beredarnya berita yang menyebutkan bahwa suhu udara di Indonesia dapat mencapai 40° C pada saat equinox, berikut adalah penjelasan Dr. Yunus S. Swarinoto Deputi Bidang Meteorologi BMKG, sebagaimana dilansir situs resmi BMKG, Jumat (18/3).
- Equinox adalah salah satu fenomena astronomi dimana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung 2 kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.
- Saat fenomena ini berlangsung, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis di bagian utara maupun selatan.
- Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, dimana kita ketahui rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36° C.
- Equinox bukan merupakan fenomena seperti Heat Wave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.
- Menyikapi hal ini, BMKG menghimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox sebagaimana disebutkan dalam isu berkembang.
- Secara umum kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia cenderung kering. Beberapa tempat seperti Sumatera bagian utara mulai memasuki musim kemarau. Maka ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.
(azm/arrahmah.com)