WASHINGTON (Arrahmah.id) – Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah meningkatkan pengiriman senjata ke “Israel” tanpa membuat pengumuman publik mengenai tindakan tersebut, Bloomberg melaporkan pada Selasa (14/11/2023).
Menurut situs berita yang berbasis di New York tersebut, pengiriman peluru artileri, yang masuk dalam daftar permintaan “Israel”, terus berlanjut meskipun ada protes dari puluhan organisasi bantuan.
AS selama beberapa dekade telah menjadi sekutu terdekat “Israel” dan pemasok senjata utama. Menyusul serangan Hamas di “Israel” selatan pada 7 Oktober, Washington dengan cepat datang menyelamatkan “Israel”, menyediakan rudal pertahanan udara Iron Dome dan bom pintar.
Mengutip daftar internal Departemen Pertahanan tertanggal akhir Oktober, Bloomberg melaporkan bahwa Pentagon telah menghabiskan persediaannya di dalam negeri dan di Eropa untuk melengkapi “Israel” dengan 36.000 butir amunisi meriam 30mm dan sekitar 2.000 rudal Hellfire Laser Guided untuk helikopter penyerang Apache AH-64.
Daftar tersebut juga mencakup 57.000 peluru artileri Peledak Tinggi 155 mm, mortir, senapan, dan perangkat penglihatan malam, serta barang-barang lainnya. “Israel” dilaporkan juga meminta 200 drone serang Switchblade 600 yang mampu menembus lapis baja, yang tidak dimiliki militer AS dalam inventarisnya.
Ketika dimintai komentar, Departemen Pertahanan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “memanfaatkan beberapa cara – mulai dari stok internal hingga saluran industri AS – untuk memastikan “Israel” memiliki sarana untuk mempertahankan diri.” Para pejabat menambahkan bahwa “bantuan keamanan ini terus berdatangan hampir setiap hari.”
Pengiriman yang dilaporkan tampaknya terus berlanjut meskipun pemerintahan Biden secara terbuka menyerukan “Israel” untuk menahan diri dan menghindari korban sipil selama perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Pada Senin (13/11), tiga puluh kelompok bantuan mengirimkan surat kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, mendesaknya untuk menghentikan pengiriman peluru kaliber 155 mm. Mereka berpendapat bahwa karena Gaza adalah “salah satu tempat yang paling padat penduduknya di dunia, sementara target peluru artileri 155 mm tidak pandang bulu.”
Pada Selasa (14/11), Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui rancangan undang-undang yang diusulkan oleh Ketua Mike Johnson pada akhir pekan untuk menghindari penutupan pemerintah pada Jumat ini (17/11).
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sejauh ini “Israel” telah membunuh lebih dari 11.500 warga Palestina, termasuk 4.710 anak-anak. (zarahamala/arrahmah.id)