SAN FRANCISCO (Arrahmah.com) – Menyebarkan kebenciannya terhadap Islam hingga ke pantai barat Amerika, blogger kontroversial Pamela Geller memasang iklan provokatif anti-Islam baru di bus-bus kota San Francisco.
Tindakan ini dianggap sebagai pemicu perpecahan dalam masyarakat oleh para pemimpin negara dan umat Muslim. “Iklan ofensif ini tidak ada gunanya, hanya merendahkan masyarakat Arab dan komunitas Muslim di kota ini,” kata Jaksa George Gascon kepada San Francisco Chronicle, seperti dilansir OnIslam pada Selasa (12/3/2013).
Iklan ini didanai oleh Freedom Defense Initiative Amerika yang juga kontroversial. Iklan ini mirip dengan kampanye pada September lalu ketika Geller mengkoar-koarkan kampanye di kereta bawah tanah New York yang menghubungkan jihad dengan kebiadaban.
Theresa Sparks, direktur eksekutif dari Komisi Hak Asasi Manusia kota, mengatakan, “Bayangkan anak-anak muda, para pemuda Arab, dan para pemuda Muslim yang harus naik bus ini dengan iklan seperti itu di bagian luar bus,” katanya. “Atau sopir bus kota, yang harus menyupir bus ini dengan pesan itu di luarnya. Coba pikirkan dampaknya bagi mereka, harga diri mereka, keluarga mereka,” tambahnya.
Perang iklan yang diluncurkan oleh anti-Islam Geller telah menimbulkan masalah bagi Muslim AS, menuduh mereka memicu kebencian, dan intoleransi dalam masyarakat.
“Selama bertahun-tahun, iklan-iklan Geller kita dengar dari para pemuda maupun orang dewasa yang pernah melihat pesannya. Mereka mengatakan bahwa iklan-iklan itu membuat mereka tidak nyaman naik bus, membuat mereka khawatir akan keselamatan mereka, membuat mereka berpikir dua kali tentang bagaimana orang melihat mereka,” kata pengacara Zahra Billoo, direktur eksekutif Council on American-Islamic Relations di San Francisco.
Dalam menanggapi perang Geller, CAIR meluncurkan kampanye baliho untuk menjelaskan makna yang benar dan tepat tentang Jihad sebagai ibadah yang dipraktekkan oleh umat Islam. Kampanye, yang mencapai Chicago, San Francisco dan Washington ini, termasuk memasang iklan publik di bus dan kereta api serta situs media sosial seperti Facebook, YouTube, dan Twitter.
Muslim AS, diperkirakan antara tujuh hingga delapan juta, telah merasakan permusuhan dalam beberapa bulan terakhir. Sebuah laporan terbaru oleh CAIR, University of California Berkeley, dan Pusat untuk Ras dan Gender menemukan bahwa Islamofobia di AS terus meningkat. Survei di Amerika Serikat juga mengungkapkan bahwa mayoritas penduduk Amerika hanya tahu sedikit tentang Islam dan ajarannya. (banan/arrahmah.com)