WASHINGTON (Arrahmah.id) – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sekali lagi membela keputusan tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan, dengan mengatakan “kami ingin memastikan, dan sebagai hasil dari apa yang dilakukan Presiden, kami dapat memastikan, bahwa kami tidak akan memiliki generasi lain yang pergi ke Afghanistan untuk berperang dan mati di sana seperti yang kami alami selama 20 tahun.”
Blinken menyampaikan pernyataan tersebut bersama Jake Tapper dari program State of the Union di CNN, “Jadi kami melakukan hal yang benar,” katanya. “Namun tentu saja, kami akan mencermati dengan seksama segala sesuatu, setiap aspek dari keputusan yang kami buat untuk memastikan bahwa kami melakukannya dengan benar setiap saat di masa mendatang, dan setiap orang yang terlibat merasa bahwa keadilan yang sesuai telah diberikan atas pengorbanan orang-orang yang mereka cintai.”
Sementara itu, Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR, Rep. Michael McCaul, juga mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN bahwa mereka telah mengundang para pejabat dari Departemen Luar Negeri dan Gedung Putih untuk memberikan kesaksian.
“Kami ingin berbicara dengan Jen Psaki, pesan yang ia kirimkan dari Gedung Putih sangat berbeda dengan apa yang terjadi di lapangan. Anda tahu John Kirby membuat komentar bahwa tidak ada senjata yang tertinggal, itu gila,” katanya. “Ada (ada) 7 miliar dolar senjata. Dan saya bisa menunjukkan jenis senjata dan uangnya. Senjata-senjata itu ditinggalkan. Ned Price, Anda tahu Departemen Luar Negeri, membuat komentar-komentar yang menggembirakan, kami mengirim surat agar mereka bersaksi,” seperti dilansir Tolo News (11/9/2023).
Sementara itu, Imarah Islam Afghanistan mengatakan bahwa kehadiran AS di Afghanistan mempengaruhi kedua negara.
“Kedua belah pihak mengalami kerugian besar. AS dan mitranya telah mengalami kerugian manusia dan ekonomi. Ada bencana besar di Afghanistan, puluhan ribu warga negara kami menjadi martir,” kata Bilal Karimi, wakil juru bicara Imarah Islam. (haninmazaya/arrahmah.id)