ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Sebuah laporan terbaru menuduh perusahaan keamanan swasta Amerika Serikat, yang sebelumnya dikenal dengan Blackwater, menjalankan program penculikan dan pembunuhan terhadap tersangka Taliban dan anggota al-Qaidah di barat laut Pakistan.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada hari Senin (23/11), majalah The Nation menyatakan bahwa perusahaan yang sekarang dikenal sebagai Xe itu pun terlibat dalam menjalankan pemboman dengan pesawat militer tanpa awak AS dari Pakistan.
Jeremy Scahill, wartawan investigasi yang membeberkan kasus itu, mengatakan pada Selasa (24/11) bahwa program-program tersebut bersifat sangat rahasia dan banyak para pejabat senior dalam pemerintahan Barack Obama kemungkinan besar tidak menyadarinya.
“Apa yang saya dapatkan adalah bahwa selama bertahun-tahun telah terjadi operasi rahasia militer AS di dalam perbatasan Pakistan … dan Blackwater berada di balik semua itu. bukan hanya pemboman dengan pesawat predator tanpa awak tapi juga operasi penculikan terhadap beberapa target (yang terkait dengan Taliban dan al Qaidah),” tutur Scahill.
Memburu bin Ladin
Scahill, mengutip sumber-sumber intelijen militer dan seorang mantan pejabat Blackwater, mengatakan program dimulai dengan kesepakatan antara AS dan pemerintah Pakistan.
“Pada tahun 2006, pemerintahan Bush membuat kesepakatan dengan pemerintah di Islamabad yang akan memungkinkan pasukan khusus AS untuk memasuki wilayah Pakistan dalam rangka berburu Usamah bin Ladin atau orang-orang penting lainnya.”
“Perjanjian tersebut disusun sedemikian rupa sehingga Pakistan bisa memiliki wewenang untuk menyangkal bahwa pihaknya telah memberi izin.”
Belum ada tanggapan dari Islamabad atas pembeberan kasus ini, dan Scahill mengatakan bahwa Gedung Putih pun tidak menanggapi permintaannya untuk memberikan komentar.
Namun Scahill mengatakan kantor Laksamana Mike Mullen, ketua Pimpinan Staf Gabungan, telah menghubungi dia dan menolak tuduhan tersebut.
“Saya tidak menghubungi mereka, mereka menelepon saya dan memberitahu saya bahwa tuduhan itu tidak sesuai dengan realitas,” kata Scahill.
“Saya sudah bicara dengan sumber-sumber saya sebelumnya, dan mereka mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa para pejabat dalam rantai komando militer yang tidak terlibat pada program ini.”
Para pejabat AS mengatakan bahwa mereka percaya wilayah barat laut Pakistan adalah tempat persembunyian al-Qaidah, termasuk Usamah Bin Ladin.
Blackwater Yang Bersalah
Daerah barat laut, dan khususnya Peshawar, ibukota Provinsi North West Frontier (NWFP), telah menjadi target beberapa penyerangan beberapa pekan terakhir. Pemerintah dan media mengklaim bahwa serangan itu dilakukan oleh Taliban sebagai pembalasan atas serangan militer yang diluncurkan di wilayah kesukuan Waziristan Selatan terhadap anggota Tehrik-e-Taliban Pakistan.
Namun jurubicara Taliban minggu lalu menolak tudingan tersebut dan mengatakan bahwa Blackwater merupakan pelaku dari dua pemboman yang terjadi baru-baru ini.
Azam Tariq yang mengirimkan pernyataan melalui rekaman video di internet, mengatakan serangan Taliban tidak pernah ditujukan untuk menargetkan warga sipil dan ledakan itu terkait dengan aktivitas Blackwater di Pakistan.
Xe sendiri membantah memiliki kontrak di Pakistan.
Perusahaan yang berbasis di Carolina Utara yang bertugas untuk menyediakan fasilitas keamanan bagi para diplomat di seluruh dunia, ini harus menghadapi dakwaan pelanggaran hak asasi manusia sejak tahun 2007 atas insiden penembakan di Irak yang menewaskan 17 warga sipil. (althaf/alj/arrahmah.com)