JAKARTA (Arrahmah.com) – Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belangnya, sementara manusia wafat meninggalkan budinya. Begitu kata pepatah, maka budi baik yang ditinggalkan Almarhum Mullah Muhammad Umar Mujahid sangat berharga bagi generasi penerus jihad di seantero dunia.
Meski kita tak sempat berjumpa dengan beliau, sejarah telah mencatat kehadirannya di muka bumi sebagai sosok yang meneladankan perjuangan Kedaulatan Islam. Sehingga kita dapat menyelami keteladanan Mullah Umar dan mengambil pelajaran dari pemaparan masa kecil, dan riwayat pendidikan kisah perjalanan jihadnya semenjak bergabung dalam perjuangan melawan penjajah Uni Soviet. Selain itu, beberapa kisah menarik yang diceritakan oleh sahabat-sahabat karibnya profil terkait kepribadian Mullah Umar, manhaj, gaya kepemimpinan, dan pribadinya dapat menjadi inspirasi jihad bagi kita semua.
Berikut Arrahmah kutipkan boigrafi resmi Mullah Muhammad Umar Mujahid pada Sabtu (1/8/2015) yang diterjemahkan dan dipublikasikan Kiblat dari situs resmi Imarah Islam Afghanistan, Shahamat.
بسم الله الرحمن الرحيم
Tepat sembilan belas tahun yang lalu menjadi momen tak terlupakan di tanah Afghanistan. Saat itu, sekitar seribu lima ratus ulama, pejabat dan para pemimpin jihad bersepakat mengangkat salah seorang dari mereka sebagai pemimpin Emirat Islam. Tak hanya itu, mereka pun berbaiat dan menyematkan gelar “Amirul Mukminin” kepada Sang Pemimpin. Maka, semenjak itulah berdiri sebuah daulah Islam di tanah Khurasan.
Siapakah Sang Pemimpin tersebut? Dialah Syaikh Mullah Muhammad Umar. Hingga saat ini, ia masih menjabat sebagai Amirul Mukminin di wilayah Khurasan.
Belum lama ini, situs resmi Emirat Islam Afghanistan (http://shahamat-english.com/) secara resmi merilis profil pemimpin mereka. Hal itu dilakukan karena adanya desakan dan permintaan dari para penulis dan peneliti. Sekaligus sebagai pencegahan dari berbagai upaya propaganda musuh Islam yang membuat kepalsuan tentang diri Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar. Secara berurutan, profil tentang dirinya akan dipaparkan berikut ini:
Masa Awal Pertumbuhan
Mullah Muhammad Umar adalah anak dari Moulavi Ghulam Nabi. Nama kakeknya adalah Moulavi Muhammad Rasul, sedangkan nama ayah kakeknya Moulavi Bazz. Mullah Umar lahir pada tahun 1960 dalam keluarga Chah-i-Himmat yang religius di distrik Khakrez, Provinsi Kandahar, Afghanistan.
Ayahandanya pun lahir di tempat yang sama dan telah mengenyam pendidikan Dienul Islam dalam lingkungan tersebut. Moulavi Ghulam Nabi adalah sosok yang terkenal dan terhormat di kalangan masyarakat sekitar lantaran perjuangannya yang gigih dalam dakwah Islamiyah.
Saat menginjak umur dua tahun, Mullah kecil beserta ayahnya bermigrasi dari distrik Khakrez ke daerah Noday yang masih dalam satu lingkup Provinsi Kandahar. Walaupun berpindah, ayah Mullah Umar tetap bersemangat menjalankan tugas dakwahnya kepada masyarakat sekitar. Akhirnya, pada 1965 Moulavi Ghulam Nabi meninggal di Noday dan dimakamkan di sebuah pemakaman terkenal Thaliban di kota Kandahar.
Setelah ayahnya wafat –kala itu umur Mullah Umar menginjak umur lima tahun—ia beserta keluarganya bermigrasi dari kota Kandahar ke kota Uruzgan di distrik Deh-Rawud. Di kediaman yang baru inilah kehidupan Mullah Umar berada dalam tanggung jawab kedua pamannya, Moulavi Muhammad Anwar dan Maoulavi Muhammad Jumma.
Sanak Famili dan Keturunan
Mullah Muhammad Umar terlahir dari Klan Tomzi Suku Hotak yang termasuk bagian dari Suku Pashtun. Suku Pashtun dikenal sebagai suku yang melahirkan para mujahid dan negarawan Islam terkemuka seperti sosok Islam legendaris “Haji Mirwais Khan Hotak”.
Ghazi Haji Mirwais Khan Hotak terkenal dengan sebutan “Mirwais Nika” karena jasanya membebaskan Afghanistan dari tirani Dinasti Safawiyah pada tahun 1712 M. Ia juga berjasa meletakkan dasar negara Islam berdaulat dan independen di Afghanistan.
Keluarga besar Mullah Umar terdiri dari para ulama besar. Mereka mengabdikan hidup hanya untuk memperjuangkan dien Allah semata, mendakwahkan Islam dan menancapkan ideologi Islam di dalam dada masyarakat. Tak ayal, keluarga amirul mukminin ini mempunyai martabat dan kedudukan terhormat di masyarakat karena dedikasinya dalam dakwah Islamiyah.
Mullah Muhammad Umar terlahir dan tumbuh dari pendidikan ala mujahid yang tulus. Tulus memperjuangkan pembebasan tanah Afghanistan dari tirani, kecurangan, ketidakadilan dan mempertahankannya dari bahaya disintegrasi. Saudara, paman dan semua anggota keluarganya dikenal sebagai para mujahidin.
Setidaknya, empat anggota keluarganya telah mengorbankan hidup mereka untuk jihad fi sabilillah. Salah satu dari mereka adalah pamannya yang bernama Mullah Muhammad Hanafia. Ia menjadi seorang yang pertama kali syahid pada 7 Oktober 2001 dalam serangan awal melawan penjajah Amerika Serikat.
Masa Pendidikan
Pada usia delapan tahun, Mullah Umar mulai mengenyam pendidikan dalam sebuah madrasah di daerah Shar-i Kohna di distrik Deh-Rawud. Madrasah ini khusus mendalami tentang ulumuddien (ilmu agama Islam), dan sepenuhnya berada di bawah pengawasan paman Mullah Umar, Moulavi Muhammad Jumma.
Sepeninggal ayahnya, semua seluk beluk kehidupan Mullah Umar memang berada di bawah naungan kedua pamannya. Namun, pemegang peran kunci dalam pengajaran dan pelatihan adalah Moulavi Muhammad Anwar. Di madrasah inilah ia berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat dasar dan menengah.
Setelah beranjak usia remaja di umur delapan belas tahun, ia melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun baru saja beberapa tahun menikmati pendidikan, terjadi kudeta militer komunis tahun 1978 di Afghanistan. Saat inilah masa pendidikannya berhenti.
Perjalanan Jihad
Ketika terjadi kudeta militer berdarah oleh komunis di Afghanistan, Mullah Muhammad Umar menginjak usia dua puluh tahunan. Saat itu komunis sedang merajalela dan mampu menguasai Afghanistan. Hal ini membuat Mullah Umar tidak dapat meneruskan pendidikannya di jenjang yang lebih tinggi. Semua itu disebabkan faktor keamanan yang tidak kondusif dan bergolaknya darah muda seorang mujahid, Mullah Umar. Dengan kemantapan langkah, ia pun meninggalkan madrasah dan bergabung bersama para mujahid untuk berjihad fi sabilillah.
Perjuangannya dimulai di bawah naungan organisasi jihad yang terkenal ‘Harkat-i-Inqilaab-i-Islami’ (Gerakan Revolusioner Islam) di distrik Uruzgan Provinsi Deh Rawud. Di tempat inilah pertama kalinya Mullah Umar mendapatkan pengalaman jihad dan reputasi sebagai mujahid yang gagah berani dan tangguh. Ia selalu dipercaya untuk memainkan peran aktif di setiap operasi memberangus para komunis.
Dalam organisasi ini, para mujahid bersepakat untuk mengangkat Mullah Umar sebagai komandan operasi berskala besar di distrik Deh-Rawud. Operasi-operasi itu pun berjalan lancar dan sukses meskipun sang komandan mendapatkan beberapa luka akibat serangan musuh. Selama lebih dari tiga tahun, Mullah Muhammad Umar berpartisipasi aktif dalam berbagai konfrontasi melawan Rusia dan pemerintahan boneka komunis bentukannya.
Para komandan jihad dan sahabat-sahabatnya ketika itu mengatakan bahwa Mullah Muhammad Umar walaupun di usia yang masih belia, ia telah memperlihatkan kemampuan dan bakat luar biasa. Hal itu diwarisinya dari gen-gen mujahid ayah dan paman-pamannya. Ini terbukti dengan kemampuannya dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab dan bertindak efisien dalam setiap operasi.
Tahun 1983, Mullah Umar bertolak ke daerah Maiwand Provinsi Kandahar bersama dengan rekan-rekannya. Hal ini dilakukan untuk mengatur koordinasi jihad yang lebih baik di bawah kepemimpinan seorang komandan terkenal ‘Harkat-i-Inqilab-i-Islami’, Faizullah Akhunzada.
Perlu diketahui, gerakan ini termasuk salah satu dari tujuh organisasi jihad yang tersohor saat itu. Mullah Umar diberi tanggung jawab yang lebih besar sebagai komandan pusat karena peran suksesnya sebagai komandan lokal di berbagai operasi jihad. Ternyata, hal inilah yang membuat para petinggi harakah terkesan dan memberikannya amanah yang lebih besar.
Dari 1983 hingga 1991, Mullah Muhammad Umar sukses menjalankan berbagai operasi di daerah pinngiran Maiwand, Zhari, Panjwai dan Dand di Provinsi Kandahar. Kandahar pada saat itu menjadi basis utama perlawanan mujahid menghadapi penjajah komunis Rusia. Secara personal, ia juga terlibat dalam konfrontasi melawan musuh di daerah Kabul-Kandahar, jalur utama pinggiran Shahr-i-Safa dan Qalat di kota Zabul.
Daerah Maiwand, Zhari dan Panjwai Provinsi Kandahar dikenal sebagai kuburan para tentara komunis Rusia. Di sinilah pertempuran intens antara kedua belah pihak sering terjadi dan mengakibatkan musuh menderita kekalahan yang cukup signifikan. Beberapa bangkai tank dan kendaraan militer pun teronggok hancur di jalanan utama Kandahar-Herat.
Kondisi seperti inilah yang membuat nyali tentara Rusia menjadi ciut. Sehingga, mereka berusaha membangun sebuah dinding pertahanan di kedua sisi jalan guna melindungi gempuran dari mujahidin. Dalam empat kali operasi jihad yang dijalani Mullah Umar di berbagai tempat, ia pernah mendapatkan luka yang cukup parah melawan Rusia. Dalam salah satu operasi inilah, penglihatan sebelah kanannya hilang.
Tahun 1992 setelah runtuhnya rezim komunis Najibullah yang diwarnai dengan pertempuran-pertempuran hebat, tibalah masa damai. Sebagian besar mujahidin mulai menurunkan senjatanya dan mengadakan perbaikan negara. Begitu pula Mullah Umar menurunkan senjatanya dan membangun sebuah madrasah di samping masjid Haji Ibrahim di desa Gishaan, area Sang-i-Hisaar, distrik Mirwand provinsi Kandahar dan menetap di sana. Ia bersama rekan-rekan mujahidin mengulang kembali studinya yang sempat terhenti lantaran perjuangan jihad selama empat belas tahun.
Masa-masa tenang ini tidak berlangsung lama. Muncullah masa-masa tegang antar faksi yang melanda di seluruh negeri, termasuk di Kabul. Beberapa panglima perang semata-mata demi kepentingan pribadi melanggar tujuan jihad suci melawan Rusia. Sekaligus, mereka menyia-nyiakan setengah juta rakyat Afghanistan yang telah mengorbankan jiwanya untuk Islam dan menginginkan berdirinya pemerintahan Islam.
Hal-hal Menarik dalam Aktivitas Jihad
Satu hal menarik yang ada pada diri Mullah Umar. Ia memiliki senjata favorit yang betul-betul ia kuasai, yaitu RPG-7. Ini adalah senjata peluncur granat legendaris sebagai anti-tank yang banyak digunakan di Rusia. Granat yang digunakan memiliki dua hulu ledak yang ditujukan terhadap tank paling modern. Para mujahid lokal Afghan sering menyebutnya dengan nama senjata roket.
Selain itu, ada juga dua peristiwa menarik yang diceritakan oleh para sahabatnya:
Pertama: Ketika itu musuh memiliki pos pertahanan kuat di Kandahar yang terkenal dengan sebutan Pos Budwan. Bukan hanya itu, tentara komunis juga menempatkan tank militer di titik strategis yang mampu menargetkan mujahidin di manapun berada. Terlebih, di samping pos tersebut terpasang penghalang yang membuat mujahidin kesulitan untuk menghalau serangan dari tank. Namun, kondisi sulit itu tidak bertahan lama, muncullah sang komandan Mullah Umar dengan senjata RPG yang berhasil memukul dan menghancurkan tank tersebut. Para mujahidin pun menyambut gembira atas keberhasilan ini.
Kedua: Konvoi tank-tank militer Rusia melewati daerah Sang-i-Hissar, distrik Zhari di jalanan utama Kandahar. Mullah Umar dengan didampingi Mullah Biradar Akhund –yang di kemudian hari menjadi wakil Emirat Islam Afghanistan—menghadapi konvoi itu hanya dengan sebuah RPG dan empat roket saja. Dengan izin Allah, empat tembakan RPG mampu menghancurkan empat tank Rusia. Bahkan Biradar Akhund merasa heran dengan kejadian itu. Allahu Akbar!!!
Perjuangan Melawan Anarkisme dan Pendirian Emirat Islam
Alih-alih memberlakukan sistem Islam dalam bernegara yang diidamkan para mujahidin, justru terjadi perpecahan internal antar faksi mujahidin. Fakta yang terjadi adalah faksi mujahidin melemah dan mulai ditinggalkan melalui konspirasi-konspirasi jahat. Beberapa tokoh komunis yang seharusnya diadili, justru mendapat perlindungan khusus dari beberapa mantan komandan mujahidin. Mulailah terjadi penjarahan serta pelanggaran aturan secara terorganisir.
Dengan keadaan seperti ini, seluruh bangsa Afghan terjerumus ke dalam anarkisme dan sebuah kejahatan yang belum pernah dialami sepanjang sejarah Afghanistan sejak dahulu kala. Kehidupan, kehormatan dan harga diri seorang muslim ternodai. Kekacauan, kesewenang-wenangan dan chaos terjadi di jalan-jalan utama negara. Tidak hanya harta dan aset ekonomi saja yang dirampas, kehormatan pun direnggut oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Aset nasional, sumber mineral dan cita-cita luhur jihad suci selama empat belas tahun seolah hilang begitu saja. Kemerosotan moral, pembunuhan, penjarahan, penindasan, barbarisme dan penderitaan dialami oleh masyarakat muslim di Afghanistan. Situasi ini sangat berbanding terbalik dengan cita-cita awal mujahidin selama perjuangan jihad melawan Rusia.
Mullah Umar dan beberapa rekannya sepenuhnya sadar dan merasa cemas dengan semua kekacauan yang terjadi. Kebrutalan bukan semakin berhenti, namun terus menerus terjadi di setiap sudut kota. Tak pelak lagi, rakyatlah yang menjadi korbannya. Maka, dalam rangka menuntaskan chaos dan ketidakadilan yang terjadi, para mujahidin mulai mengadakan pertemuan dan mencari solusi dari semua permasalahan tersebut.
Mullah Umar beserta rekannya mengatur pertemuan pertama di Zangawat daerah Panjwai, Kandahar. Pertemuan itu melibatkan beberapa ulama lokal yang terpandang. Bertindak sebagai pemimpin, Mohammad Said Moulavi (dikenal sebagai Moulavi ‘ Pasanai Sahib’) –seorang yang berpengaruh di internal mujahidin selama jihad melawan Rusia—memberi dorongan kepada Mullah Umar untuk berdiri kembali dan mengangkat senjata melawan anarkisme.
Ini adalah pertemuan perdana antara gerakan Islam bersama Mullah Umar dalam rangka peletakkan dasar perjuangan melawan kekacauan. Tepatnya, pertemuan ini berlangsung pada 15 Muharram 1415 H, bertepatan dengan 24 atau 25 Juni 1994. Berawal dari sinilah gerakan perjuangan Islam mulai digelar di bawah pimpinan Mullah Umar. Hal tersebut mendapat sambutan luas dan antusias oleh masyarakat dan mujahidin.
Operasi pertama adalah pembebasan Kandahar dari panglima perang yang korup dan jahat. Kemudian meluas ke daerah-daerah lain hingga sebagian besar Afghanistan dapat dikuasai Mullah Umar. Ketika hampir 95 persen wilayah Afghanistan telah dikuasai gerakan Islam Thaliban, lebih dari 1500 ulama Afghanistan mengadakan pertemuan di Kandahar pada 15 Dzul Qa’da 1416 H atau 4 April 1996. Mereka bersepakat dan menyetujui kepemimpinan Mullah Muhammad Umar dan menganugerahi gelar “Amirul Mukminin” kepadanya. Pada 27 September 1996, kota Kabul sepenuhnya di bawah kendali Emirat Islam Afghanistan.
Di sinilah Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar mendirikan sistem Islam yang didasarkan pada aturan-aturan luhur dan prinsip hukum syariah. Setelah melewati masa vakum yang panjang, akhirnya dunia kembali menyaksikan model pemerintahan Islam. Amirul Mukminin memulihkan stabilitas negara dan perdamaian bangsa di sebuah negara yang dianggap tak terjangkau oleh seluruh dunia, termasuk PBB.
Kepribadiannya
Sebagai seorang tokoh yang terkemuka, Mullah Umar memiliki kepribadian yang unik dan kharismatik. Berbeda dengan pejabat atau pemimpin pada umumnya, ia tidak ingin memamerkan atau membanggakan dirinya dan tidak banyak bicara pada hal-hal yang kurang bermanfaat. Namun jika telah berkata sesuatu, kata-katanya tajam, cerdik dan logis. Misalnya ketika masa sebelum invasi AS, berbagai propaganda ditebar untuk mengusir mujahidin dan menggulingkan Emirat Islam. Media-media sesumbar menyiarkan dan mempromosikan tujuan AS menyerang Afghanistan.
Menghadapi sesumbar dan propaganda licik tersebut, Amirul Mukminin meyakinkan bangsanya sendiri dengan sederhana, logis dan dengan kepercayaan diri yang tinggi.
Ia mengatakan, “Allah Maha Kuasa. Entah itu Amerika atau semut kecil itu tidak ada bedanya. Amerika dan sekutunya harus mendengarkan dengan seksama bahwa Emirat Islam tidak seperti rezim sebelumnya di mana amir atau kepala negaranya akan melarikan diri dari negara, seperti yang terjadi pada kasus Raja Zahir Shah – mantan raja Afghanistan yang mencari suaka di Roma, juga prajuritku tak akan menyerah padamu. Anda harus ingat bahwa front jihad telah terorganisasi dengan baik. Jika ibukota serta kota-kota lain telah jatuh di tangan Anda dan pemerintahan Islam telah digulingkan, Mujahidin kami tidak akan pernah menyerah dan menyebar ke daerah pedesaan dan pegunungan. Apa yang akan anda lakukan? Tak pelak lagi, Anda akan tertangkap dan tewas di mana-mana seperti Rusia.”
“Anda harus menyadari bahwa membuat kekacauan sangatlah mudah, tetapi menghapus kekacauan dan memulihkan hukum serta ketertiban adalah perkara yang berat. Kematian adalah sesuatu yang tak mungkin terelakkan dan semua makhluk hidup pasti akan merasakan mati. Ketika seseorang sekarat tanpa iman dan martabat sementara mendukung Amerika, bukankah lebih baik mati dengan iman dan bermartabat untuk melayani Islam?”tegasnya.
Beberapa orang mungkin tidak memahami kalimat yang penuh dengan keyakinan, pengabdian dan ketulusan ini. Tetapi hampir empat belas tahun berlalu sejak invasi AS dan NATO, mereka tak kunjung mendapatkan kemenangan. AS dan sekutunya baru bisa memahami dan merasakan sendiri dahsyatnya ekspresi sederhana nan bersejarah dari Amirul Mukminin Mullah Umar setalah mengalami perlawanan keras dari para mujahidin Afghanistan.
Menurut Mullah Umar, lebih baik sedikit bicara namun lebih banyak dalam aksi. Di dalam dien Islam pun telah ditekankan untuk lebih banyak beramal daripada berteori atau berkata-kata. Hidupnya benar-benar terbebas dari acara-acara seremonial yang tidak berguna. Amirul Mukminin benar-benar bergaya sederhana dalam segala aspek kehidupan. Berpakaian sederhana, makanan sederhana, sederhana dalam bicara, kejujuran dan informalitas adalah kebiasaannya yang alami.
Mullah Umar menganggap kebulatan tekad, kehati-hatian dan ketulusan sebagai dasar dari semua kemajuan dan kebijaksanaan. Kesungguhan dan ketegasan membuat rekan-rekannya kagum dan mencintainya. Demikian pula ketika menghadapai masalah yang mendera, kesulitan dan penderitaan. Ia tetap tenang dan tidak kehilangan kesabaran dan keberanian. Dalam setiap kondisi –baik kemenangan dan kegagalan– ia tetap tenang dan mampu mengendalikan diri.
Amirul Mukminin sangat dicintai dan dihormati rakyat dan para mujahidin bukan karena status keduniawiannya. Tetapi karena sifat hormatnya terhadap para ulama dan mereka yang lebih tua. Sifat-sifatnya banyak menumbuhkan simpati; seperti kerendahan hati, rasa hormat terhadap sesama, ketulusan, kasih sayang dan keyakinan bahwa Allah-lah yang menyatukan mereka dalam satu barisan.
Terbukti, hampir tiga belas tahun serangan dan invasi yang ditujukan kepada Afghanistan oleh penjajah asing bukan melemahkan dan membuat pengecut para mujahidin. Justru hal itu membuat mereka tetap setia dan tulus mengikuti perintah sang Amirul Mukminin, baik dalam bentuk verbal maupun tulisan. Bentuk kesetiaan yang mengagumkan, karena didasari dengan cinta pada Allah dan disatukan dengan dienul Islam.
Kewaspadaannya terhadap Isu Internasional dan Islam
Mullah Muhammad Umar sebagai pendiri gerakan Islam Thaliban dan pemimpin kaum muslimin dengan penuh hati-hati menanggapi isu-isu yang berkaitan dengan umat Islam. Ia selalu mengedepankan masalah Masjidil Aqsha dan membela umat Islam Palestina. Ia telah mengambil sikap yang jelas dan mendukung semua masalah yang menimpa kaum muslimin di belahan bumi manapun. Ia juga menganggap bahwa membebaskan Al-Aqsha adalah tugas dan kewajiban setiap muslim.
Mullah Umar selalu simpati dan berrsikap empati dengan semua penderitaan umat Islam. Ia juga menyayangkan ketika segala ketulusan, simpati, persaudaraan dan kerja sama umat Islam sedunia hanya berbuah slogan tanpa aksi nyata. Ia menekankan langkah pasti dan aktif untuk mewujudkan segala cita-cita agung demi memajukan kejayaan Islam dan melawan penindasan terhadap umatnya.
Manhajnya
Manhaj Amirul Mukminin adalah Ahlu Sunnah Wal Jamaah bermadzhab Hanafiyah. Mullah Umar sangat menentang segala bentuk bid’ah dan perpecahan di tubuh kaum muslimin. Ia selalu merekomendasikan ideologi persatuan dan kerja sama antara satu muslim dengan muslim yang lainnya. Juga, senantiasa mengikuti jalan para salafus shaleh dalam meniti kehidupan untuk mencari jalan keselamatan.
Kehidupan Pribadinya
Mullah Umar menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk belajar ulumuddien, jihad dan dakwah. Mungkin, ia adalah orang yang paling miskin karena tidak pernah mengambil keuntungan dari baitul mal. Amirul Mukminin tidak memiliki akumulasi kekayaan apapun dan jauh dari kemewahan seperti para pemimpin pada umumnya.
Foto Mullah Umar
Mullah Umar bahkan tidak memiliki tempat tinggal dan tidak memiliki rekening deposit uang di bank. Tahun 1999 ketika secara sepihak PBB membekukan semua rekening petinggi Afghanistan, Mullah Umar sebagai pemimpin tertinggi tidak terkena kezaliman tersebut karena tidak mempunyai rekening bank, baik di dalam maupun luar negeri.
Ketika masa pemerintahan Emirat Islam, kediamannya terkena serangan dari musuh yang mengakibatkan syahidnya beberapa anggota keluarganya. Beberapa pejabat Emirat Islam memutuskan untuk membangun perumahan dan kantor kepemimpinan Emirat Islam di bagian barat laut kota Kandahar yang terletak di dekat bukit dari Baba Sahib demi keselamatan. Hunian tersebut tetap menjadi milik Baitul Mal yang bersifat umum dan tidak menjadi kepemilikan pribadi Amirul Mukminin.
Tahun 1996 ketika pengangkatan dirinya sebagai Amirul Mukminin, tidak tercermin dalam dirinya sebuah kebanggaan dan kegembiraan. Melainkan raut muka sedih dan isak tangis hingga kedua matanya basah kuyup. Ia mengatakan kepada ulama yang melantiknya, “Anda adalah pewaris para Nabi. Anda telah memindahkan tanggung jawab yang berat ke pundak saya. Pada kenyataanya, Anda akan bertanggung jawab atas keteguhan dan keteledoran saya.”
“Wahai guru dan ulama yang terhormat! Jika saya tidak bisa menjalankan tanggung jawab besar ini dengan cara yang benar atau menyimpang, maka anda memiliki kewajiban membimbing ke jalan yang benar. Jika Thaliban membuat kesalahan dalam pelaksanaan Syariah dan Anda tidak menyadarkannya, maka Anda pun harus bertanggung jawab pada hari kiamat nanti.” lanjut Mullah Umar.
Temperamennya
Amirul Mukminin Mullah Umar adalah seorang yang memiliki ketenangan sikap. Selain itu, ia juga bersikap ramah dan memiliki rasa humor. Ia tidak pernah menganggap dirinya lebih unggul dari rekannya. Ketika bermuamalah dengan para sahabatnya, selalu tampak senyum ramah dan penuh kasih serta penuh rasa hormat. Inilah akhlak yang ditunjukkan olehnya.
Kegiatannya sehari-hari
Walaupun dalam kondisi genting dan diliputi konspirasi musuh, tidak ada pengaruh besar dalam kegiatan Mullah Umar dalam mengorganisir kegiatan jihad sebagai pemimpin Emirat Islam. Ia selalu memulai hari dengan berdoa kepada Allah dan membaca Al-Qur’an. Di waktu luang, ia mempelajari Al-Qur’an beserta tafsirnya. Mullah Umar sangat teliti dalam mengatur kegiatan jihad melawan penjajah asing.
Dalam pengorganisasian jihad dan masalah-masalah yang terjadi, ia memberikan perintah dengan cara tertentu kepada para mujahidin. Ia secara teratur mengikuti publikasi jihad dari sumber-sumber media internasional dan isu-isu lain tentang perlawanan terhadap penjajah asing. Dengan cara ini, ia dapat mengetahui kejadian-kejadian yang berhubungan dengan negaranya serta dunia luar. Kegiatan-kegiatan ini menjadi aktivitas sehari-harinya hingga sekarang.
Emirat Islam di bawah Kepemimpinannya
Emirat Islam Afghanistan sebagai gerakan Islam yang diprakarsai oleh Mullah Muhammad Umar sejak 15 Muharram 1415H atau 24 Juni 1994 telah melewati beberapa tahapan penting dan mendapatkan dukungan penuh dari ulama, mujahidin dan masyarakat pada umumnya.
Diantara kemajuan pesat yang dicapai adalah mampu melaksanakan syariat Islam di sembilan puluh lima persen wilayah Afghanistan. Di samping memegang kendali penuh dan mengatur wilayah-wilayah kekuasaannya, Emirat Islam juga mempertahankan wilayah dari gempuran musuh dari para penjajah.
Sampai sekarang, Mullah Muhammad Umar masih secara resmi menjabat sebagai kepala negara Emirat Islam Afghanistan. Ia juga mempunyai wakil, dewan terkemuka, peradilan, sembilan komisi aktif dan tiga lembaga administrasi lainnya yang aktif di bawah kepemimpinannya. Mereka saling terkoordinasi membentuk struktur kepemerintahan Emirat Islam.
Wakil Emirat Islam bertugas memeriksa dan menilai semua bagian-bagian subordinat, menyampaikan laporan kerja mereka ke Amirul Mukminin dan mengkomunikasikan pesan dan dekrit Amir ke semua bagian-bagian yang bersangkutan dan pihak berwenang. Dewan Emirat Islam terdiri dari dua puluh anggota yang ditunjuk oleh pimpinan, mereka mengadakan pertemuan di bawah wakil Emirat Islam. Dewan ini membahas dan membuat keputusan tentang politik, militer, sosial dan isu-isu penting lainnya.
Peradilan Emirat Islam memiliki susunan yang terpisah dan luas, terdiri dari pengadilan utama, pengadilan cabang dan mahkamah kasasi, di mana masing-masing bagian menjalankan tanggung jawabnya.
Untuk memenuhi kebutuhan saat ini, sembilan komisi telah dibentuk di berbagai bidang. Untuk menghadapi jihad yang berkelanjutan, komisi militer dibagi lagi menjadi sembilan sub bagian. Komisi ini bertanggung jawab penuh dalam penetapan gubernur dan pembiayaan militer di tiga puluh empat provinsi di Afghanistan. Selain itu bertugas mengatur sub komisi dan bertanggung jawab atas semua urusan militer dan masing-masing provinsi.
Emirat Islam menguasai Afghanistan dengan sistem yang terorganisir dengan baik selama lebih dari dua dekade di bawah kepemimpinan Mullahh Muhammad Umar. Segala peraturan dan sistem kehidupan menginduk kepada syariat Islam. Selain hukum dan ketertiban pulih kembali, kehormatan, kehidupan dan kebutuhan rakyat pun terjaga dan terpenuhi.
Hingga periode ini, seluruh wilayah Emirat Islam Afghanistan telah menghadapi beberapa tantangan dan serangan-serangan dari musuh Allah ‘azza wa jalla. Walaupun demikian, sistem Islam itu masih tetap berdiri dan berjalan atas rahmat dan karunia Allahsubhanahu wa ta’ala juga selamat dari segala bentuk penghancuran. Semua itu karena nikmat dari Allah subhanahu wa ta’ala dan tekad para mujahid yang kuat dalam memegang prinsip-prinsip dalam Dienul Islam.
(adibahasan/arrahmah.com)