JALUR GAZA (Arrahmah.id) – Nama Fayez Al-Duwairi menjadi topik perbincangan di media sosial setelah munculnya sebuah video yang memperlihatkan para pejuang Palestina berhasil menghancurkan sebuah rumah yang berisi 10 tentara “Israel”.
Para pejuang tersebut kemudian berteriak, “Halil, ya Duwairi!” (Analisislah, hai Duwairi!, -red).
Fayez Al-Duwairi merupakan Jenderal militer Yordania yang diundang Al Jazeera untuk menganalisa jalannya pertempuran di Jalur Gaza setelah terjadinya serangan Banjir Al-Aqsa yang dilakukan oleh Hamas.
Berikut biografi singkat Fayez Al-Duwairi, yang ditulis oleh jurnalis Farah Hassan, seperti dilansir chanel Telegram Risalah Amar pada Rabu (27/12/2023).
Fayez Al-Duwairi lahir pada tanggal 3 Maret 1952. Dia merupakan pensiunan mayor jenderal, pakar militer Yordania, dan ahli strategi. Ia banyak berpartisipasi dalam program televisi, terutama dalam menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan masalah Palestina, dan banyak tampil dalam analisis operasi Banjir Al-Aqsa di Al Jazeera.
Al-Duwairi bergabung dengan Perguruan Tinggi Militer pada tanggal 3 Oktober 1970, lulus pada tahun 1972 dengan pangkat letnan dua dan bergabung dengan Royal Engineers Corps. Dia berpartisipasi dalam operasi penghapusan ranjau di perbatasan Yordania-Suriah.
Dia pindah ke Yaman pada tanggal 1 Januari 1977 dalam misi rahasia dan tinggal di sana sampai tahun 1979. Belakangan menjadi jelas bahwa dia berpartisipasi dengan angkatan bersenjata Yaman dalam membentengi Selat Bab Al-Mandab dan membangun kamp Khalid di Taiz, di mana dia pernah berpartisipasi dengan pangkat petugas teknik. Ia kembali ke Yordania dengan pangkat kapten
Pada tahun 1979, Al-Duwairi bergabung dengan Universitas Yarmouk dengan sistem studi malam (kelas karyawan kalau di Indonesia), di mana ia mendaftar di “Program Administrasi Bisnis dengan Konsentrasi Akuntansi.”
Al-Duwairi bergabung dengan Sekolah Staf dan Komando Kerajaan Yordania selama satu tahun, kemudian Komando Umum mengirimnya ke Pakistan untuk mengikuti kursus internasional di Sekolah Staf dan Komando Pakistan.
Sekembalinya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Staf dan Komando selama 4 tahun, setelah itu ia menjabat sebagai direktur Korps Teknik Kerajaan Yordania, hingga akhirnya menjadi komandan Sekolah Staf dan Komando Yordania dengan pangkat mayor jenderal.
Kemudian dia dipromosikan untuk pensiun. Ia kemudian bergabung dengan Universitas Yordania, di mana ia memperoleh gelar doktor dalam bidang filsafat pendidikan.
Dilaporkan sebelumnya, Al-Jazeera pekan ini mengunggah liputan tentang pernyataan Al-Duwairi yang diucapkan berkali-kali:
“Jangan sampai di Yordania ada orang Yordan yang lebih cinta Al-Aqsha daripada aku!” ujarnya.
Al-Duwairi terkenal sebagai jenderal yang paling pro Al-Aqsa dan Palestina di Yordania, dan sangat memahami strategi perang Brigade Izuddin Al-Qassam daripada jenderal lainnya. (Rafa/arrahmah.id)