(Arrahmah.com) –
Pertanyaan :
Bagaimana jika si istri tahu benar kekurangan suami yang tidak mampu mencukupi nafkah keluarga. Qodarullohnya si istri punya keahlian yang bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Tapi terkadang suami ini suka egois. Merasa selalu benar dalam setiap tindakan. Tapi di saat dia salah atau buntu tidak menemui solusi selalu istri yang disuruh menghadapi duluan atau terkadang solusi dari suami justru menyulitkan akhirnya. Namun keputusan istri yang benar selalu dianggap salah. Jika kemudian istri melakukan suatu hal yang sudah dipertimbangkan baik buruknya sementara suami tidak setuju apakah si istri terbebani dosa.?
Jawab :
Selama kita menghadapi kehidupan di dunia ini, kehidupan akan selalu tidak sempurna. Terkadang kita berpasangan dengan orang yang lemah atau kurang dalam banyak hal. Terkadang pasangan sudah klop tapi masalah bertubi-tubi.
Itulah hidup!
Karena kehidupan adalah ujian. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan kehidupan dan kematian, sebagai ujian siapa yang paling baik amalnya.
Ujian ini tidak selamanya, kehidupan selalu berakhir dengan kematian. Inilah masa untuk mencari amal terbaik. Karena setelah kematian ini, akan ada kehidupan yang baru yang bersifat abadi. Kehidupan abadi ini adalah hasil dari amal-amal di dunia. Siapa yang terbaik amalnya, akan dimudahkan dan ditinggikan derajatnya di surga.
Namun sebaliknya, bila tidak mau menyembah Allah Ta’ala dan beramal buruk, maka akan mendapatkan murka Allah Ta’ala.
Orang-orang kafir akan berakhir secara abadi di neraka. Sementara orang-orang beriman akan berakhir di surga. Orang-orang beriman yang takut pada kehidupan akhirat sehingga selalu beramal Sholih, akan selamat sampai di surga tak tersentuh neraka.
Namun orang-orang beriman yang amal buruknya lebih banyak dari amal baiknya, maka Allah Ta’ala akan memberikan sanksi di neraka. Mereka akan dibersihkan dahulu dari kotoran-kotoran amal buruknya. Nauzubillah min dzalik.
Untuk itu terimalah qadha Allah dengan ikhlas dan penuh rasa syukur. Inilah cara Allah Ta’ala memuliakan hambaNya.
Bagi seorang istri cerdas, pintar, bisa membantu keluarga dengan keahliannya, baik secara nafkah atau fasilitas, bisa me!bantu mengarahkan suami untuk menjadi pemimpin keluarga, maka ini adalah karunia yang besar dari Allah Ta’ala untuk mengumpulkan bekal amal sholih.
Menjadi istri sholihah, dengan memelihara sholat wajib, berpuasa di bulan Ramadhan, taat pada suami (dalam hal yang tidak dilarang syariat), maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan. Kemudian dengan amal-amal sholihnya yang lain, derajadnya di surga akan ditinggikan.
Ujian terberat bagi istri ideal (dengan banyak kelebihan seperti kecerdasan, harta, kecantikan dan kebangsawanan) adalah kesombongannya di hadapan suami. Apalagi bila istri merasa lebih sholih dari suaminya. Ia akan menganggap suaminya remeh dan banyak kekurangannya. Hal ini juga akan menghalanginya untuk berbakti.
Untuk itu lihatlah apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah anugerahkan kepada kita, lihatlah ujian-ujian yang ada di hadapan, lalu beramal sholih semata-mata karena Allah Ta’ala.
Problem yang sering terjadi dalam rumah tangga adalah perdebatan antar suami dan istri. Sebenarnya masalahnya terletak pada masing-masing yang merasa paling benar. Namun sebagai istri hendaknya selalu memberikan keputusan akhir pada suami sebagai pemimpin. Apapun yang terjadi, istri akan selalu mendapatkan pahala karena ketaatannya kepada suami.
@Wanita Shalihah Channel
(ameera/arrahmah.com)