MYANMAR (Arrahmah.com) – Seorang biksu Budha, Saydaw Wirathu telah menyerukan untuk memboikot bisnis Muslim di Myanmar dalam sebuah rekaman video yang muncul di YouTube, lansir Internasional Business Times Selasa (26/3/2013)
Wirathu yang telah memimpin kampanye melawan Muslim di Burma dan pernah ditangkap pada tahun 2003 karena mendistribusikan literatur anti-Muslim, mendesak rakyat Burma untuk bergabung dengan kampanye 969 Budhis nasionalis dan hanya melakukan bisnis atau berinteraksi dengan ras atau keyakinan sejenis.
“Pembelian Anda di toko mereka hanya akan menguntungkan musuh,” ujar Wirathu. “Jadi, lakukan perdagangan hanya dengan toko-toko dengan tanda 969 di depan toko mereka.”
Penyebutan 969 berasal dari tradisi Budha di mana 9 adalah singkatan atribut khusus Budha, 6 untuk pengajaran atau Dhamma dan 9 atribut khusus untuk Sangha atau perintah Budha.
Wirathu menuduh Muslim memiliki hubungan dengan junta militer yang berkuasa selama lima dekade di Myanmar. Pidato rasis ini menciptakan berbagai reaksi di Twitter dan para penggunanya menyebut sang biksu sebagai neo-Nazi yang menghasut propaganda anti-Muslim.
Wirathu memiliki peran aktif dalam menciptakan ketegangan di pinggiran Rangoon pada Februari lalu dengan menyebarkan rumor tak berdasar bahwa sekolah setempat sedang dikembangkan menjadi sebuah Masjid, menurut laporan Democratic Voice of Burma. Massa yang marah sekitar 300-an penganut Budha, menyerang sekolah, toko-toko milik Muslim di Rangoon. Biarawan itu mengklaim bahwa militansi sangat penting untuk melawan “ekspansi agresif oleh Muslim”. Ia juga terlibat dalam bentrokan agama di Mandalay di mana puluhan orang tewas.
Bentrokan meletus pekan kemarin di kota Meikhtila, Myanmar di mana massa ummat Budha, beberapa di antaranya dipimpin oleh para biksu, telah menyerang pemukiman Muslim dan menewaskan sedikitnya 32 orang.
Muslim di Myanmar berjumlah sekitar 4 persen dari total populasi 60 juta jiwa, menurut sensus pemerintah. Namun menurut laporan kebebasan beragama internasional oleh Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2006, populasi non-Budhis kemungkinan banyak yang diremehkan dalam sensus. Para pemimpin Muslim memperkirakan bahwa sebanyak 20 persen dari total populasi adalah Muslim. (haninmazaya/arrahmah.com)