JAKARTA (Arrahmah.com) – Perusahaan migas pelat merah, PT Pertamina memperkuat ekspansi ke luar negeri dengan memperkenalkan SEMAR (Smart Chemical Modifier for Enhance Oil Recovery) dalam ajang World Petroleum Congress di Doha, Qatar.
Pertamina mengklaim Produk asli buatan Indonesia ini terbukti mampu meningkatkan produksi minyak hingga 200 persen. Teknologi ini juga sangat sesuai untuk diaplikasikan di lapangan-lapangan di Amerika Selatan, Afrika, dan Timur Tengah yang memiliki karakter minyak berat.
“Ini kita tawarkan teknologi kepada negara-negara yang mempunyai wilayah sebaran minyak berat di seluruh dunia, antara lain Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Timur tengah, Asia dan Australia,”kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Mochamad Harun, saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa (6/12/2011).
Harun menjelaskan, SEMAR merupakan teknologi kimia yang dirancang khusus untuk menurunkan kadar kekentalan minyak mentah di reservoir. Teknologi ini dapat diterapkan di lapangan minyak yang memiliki karakter minyak berat di bawah 20 derajat standar API (American Petroleum Institute).
Menurut Harun, SEMAR memiliki keunggulan yang signifikan jika dibandingkan dengan teknologi uap. Pada tahap uji coba, SEMAR mampu menurunkan kekentalan minyak dari 253 cp (centi poice/satuan kekentalan) menjadi 2 cp dengan suhu 60 °C (celcius).
“Sedangkan jika menggunakan uap panas akan membutuhkan suhu yang sangat tinggi sekitar 300-350°C,”katanya.
Harun menjabarkan, teknologi SEMAR tidak memberikan dampak potensi kerusakan pada reservoir dan fasilitas produksi seperti yang dapat ditimbulkan oleh teknologi injeksi uap panas, dengan demikian teknologi ini ramah lingkungan.
Sementara itu, SEMAR mulai dikembangkan sejak 2004. Uji coba telah dilakukan di lapangan minyak Zamrud di Sumatera pada 2007-2008, serta lapangan Arahan dan Banjarsari di Jawa pada 2009-2010.
Uji coba dengan metode injeksi-rendam-produksi ini menunjukkan keberhasilan peningkatan produksi sektar 400 barel per hari pada sumur-sumur yang sebelumnya sudah tidak berproduksi atau berproduksi di bawah 10 barel per hari.
Sedangkan untuk metode injeksi terus-menerus pada lapangan Arahan dan Banjarsari pada 2009-2010 berhasil meningkatkan produksi hingga 200 persen dengan penambahan minyak yang diproduksikan mencapai 35.260 barel minyak. (viva/arrahmah.com)