ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Presiden Amerika Serikat Joe Biden sedang menulis sejarah dengan tangan berdarah. Kritik itu disampaikan di tv nasional pasca Biden menyatakan serangan “Israel” terhadap Palestina sebagai bentuk pembelaan diri, seperti dilansir AFP, Selasa (18/5/2021).
Untuk dukungan AS ini, Erdogan dilaporkan melakukan pembicaraan dengan pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus.
Erdogan meminta Paus Fransiskus untuk membantu menggalang dunia untuk mengadopsi sanksi terhadap “Israel” bukan lantas mendukung seperti yang AS lakukan.
“Palestina akan terus menjadi sasaran pembantaian kecuali komunitas internasional menghukum ‘Israel’, dengan sanksi,” ucap Erdogan, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (17/5).
Erdogan sendiri menegaskan negaranya tak akan mundur untuk membela Palestina. “Anda memaksa kami untuk mengatakan ini. Kami tidak bisa mundur,” katanya.
Selain itu, Erdogan juga menyebut “Israel” sebagai negara teroris. Dia juga menyebut AS telah menjual senjata ke “Israel”.
“Hari ini kami melihat tanda tangan Biden pada penjualan senjata ke ‘Israel’,” kata Erdogan pada Senin mengacu pada laporan media AS tentang pengiriman senjata baru yang disetujui oleh pemerintahan Biden
Seperti dilansir kantor berita AFP, Ahad (16/5), keprihatinan Biden soal kekerasan yang memanas di “Israel” dan Palestina disampaikan dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu pada Sabtu (15/5).
Biden menyatakan ‘dukungan kuat’ pada “Israel” untuk mempertahankan diri dari serangkaian serangan roket Hamas dan kelompok teroris lainnya.
Dalam pernyataan itu, disebutkan Menteri Pertahanan Lloyd Austin juga turut terlibat panggilan telepon dengan mitra asal “Israel”, Benjamin Gantz. Austin menegaskan kembali hak “Israel” untuk membela diri dari serangan Hamas.
“Austin mengecam keras berlanjutnya serangan gencar oleh Hamas dan kelompok teroris lainnya yang menargetkan warga sipil ‘Israel’,” katanya, seraya menambahkan bahwa pihaknya telah “berbagi pandangannya tentang perlunya memulihkan keadaan antar kedua belah pihak.” (hanoum/arrahmah.com)