WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pemerintahan Biden sedang bersiap untuk mengevakuasi kemungkinan ribuan warga Afghanistan yang bekerja untuk Amerika Serikat saat penarikan militernya dari Afghanistan hampir selesai, ujar para pejabat AS, Kamis (24/6/2021).
“Mereka yang membantu kami tidak akan ditinggalkan,” kata Presiden Joe Biden menanggapi pertanyaan wartawan saat meninggalkan konferensi media di Gedung Putih.
“Mereka [penerjemah] akan diterima di sini sama seperti orang lain yang mempertaruhkan hidup mereka untuk membantu kami,” kata Biden yang akan bertemu dengan rekannya dari Afghanistan Ashraf Ghani dan Ketua dewan nasional Abdullah Abdullah di Gedung Putih hari ini (25/6) di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemajuan Imarah Islam Afghanistan (Taliban) di Afghanistan utara, lansir Al Jazeera.
Biden telah menetapkan batas waktu September untuk penarikan penuh pasukan AS dan NATO dari Afghanistan dan penarikan itu “sesuai kecepatan”, kata juru bicara Pentagon John Kirby pada Kamis.
Militer AS telah bekerja “untuk beberapa waktu” pada rencana untuk menerbangkan sejumlah besar penerjemah Afghanistan dan keluarga mereka dari Afghanistan ke AS, Kirby mengatakan kepada wartawan pada konferensi media Departemen Pertahanan.
“Kami masih dalam tahap perencanaan” upaya antarlembaga untuk menyediakan transportasi udara, perumahan, perawatan medis dan memberi makan pengungsi Afghanistan dan keluarga mereka, kata juru bicara Pentagon.
Seruan telah berkembang di Kongres untuk tindakan termasuk rencana untuk merelokasi warga Afghanistan ke Guam, sebuah pulau AS di Pasifik yang digunakan setelah Perang Vietnam untuk menampung pengungsi sementara.
Sebanyak 18.000 warga Afghanistan yang telah bekerja untuk AS sebagai juru bahasa, pengemudi, dan juru tulis selama perang telah mengajukan permohonan visa khusus untuk memasuki AS. Menambahkan anggota keluarga dapat membuat jumlah yang berusaha meninggalkan Afghanistan menjadi 70.000. (haninmazaya/arrahmah.com)