WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pemerintah Presiden AS Joe Biden telah mengatakan kepada Kongres bahwa mereka sedang melanjutkan penjualan senjata lebih dari $ 23 miliar ke Uni Emirat Arab, termasuk pesawat F-35 canggih, drone bersenjata, dan peralatan lainnya, kata asisten kongres pada Selasa (13/4/2021).
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan pemerintah akan bergerak maju dengan penjualan yang diusulkan ke UEA, “bahkan saat kami terus meninjau detail dan berkonsultasi dengan pejabat Emirat” terkait dengan penggunaan senjata.
Administrasi presiden Demokrat telah menghentikan sementara kesepakatan yang disetujui oleh mantan Presiden Republik Donald Trump untuk meninjaunya. Penjualan ke negara Teluk itu diselesaikan tepat sebelum Trump meninggalkan jabatannya.
Pemerintahan Trump mengatakan kepada Kongres pada November bahwa mereka telah menyetujui penjualan ke UEA sebagai kesepakatan sampingan dari Perjanjian Abraham, sebuah perjanjian yang ditengahi oleh Amerika Serikat pada bulan September di mana UEA setuju untuk menormalisasi hubungan dengan “Israel”.
Dalam bulan-bulan terakhir pemerintahan Trump, “Israel” mencapai kesepakatan dengan UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Paket $ 23,37 miliar berisi produk-produk dari General Atomics, Lockheed Martin, dan Raytheon Technologies, termasuk 50 pesawat F-35 Lighting II, hingga 18 Sistem Udara Tak Berawak MQ-9B dan paket amunisi udara-ke-udara dan udara-ke-darat.
Beberapa legislator AS telah mengkritik UEA karena keterlibatannya dalam perang di Yaman, konflik yang telah memicu salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia dan khawatir bahwa transfer senjata mungkin melanggar jaminan AS bahwa “Israel” akan mempertahankan keuntungan militer di wilayah tersebut.
“Israel” mengatakan tidak keberatan dengan penjualan tersebut. (Althaf/arrahmah.com)