WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel menyampaikan kepada anggota Kongres AS bahwa rencana serangan militer terbatas AS ke Suriah diperkirakan memerlukan biaya puluhan juta dolar. Namun mengacu kepada pengalaman invasi militer AS sebelumnya di Afghanistan dan Irak, biaya sebenarnya mungkin jauh lebih besar dari perkiraan, laporan Al-Jazeera.
Rencana serangan militer terbatas AS terhadap Suriah diungkapkan Barack Obama di saat Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menurunkan anggarannya sebesar 500 miliar dolar selama sepuluh tahun. Hal itu masih ditambah keputusan terakhir yang menurunkan anggaran sampai angka 487 miliar dolar.
Biasanya militer AS memulai serangan dengan menembakkan puluhan rudal Tomahawk. Sebuah rudal Tomawahk berharga 1,2 juta dolar sampai 1,5 juta dolar. Pesawat-pesawat pembom B 2 lantas menjatuhkan sejumlah bom. Pesawat yang tidak tertangkap radar dan terbang selama 18 jam pulang dan pergi dari dank e pangkalan militer itu memakan biaya 60 ribu dolar per jam.
Todd Harrison, analis pada Center for Strategic and Budgetary Assessments, mengatakan “Saya terkejut saat saya mendengar Hagel mengatakan puluhan juta dolar. Itu jelas sengaja mengecilkan besarnya biaya yang diperlukan.”
Harrison menyebutkan bahwa Pentagon barangkali akan membiayai amunisi yang ditembakkan dalam serangan ke Suriah dengan meminta pembiayaan tambahan dari Kongres yang tidak akan tunduk kepada syarat-syarat dalam anggaran negara saat ini.
“Jika kita memasukkan biaya penggantian amunisi maka ia [serangan terhadap Suriah] bisa mencapai setengah milyar sampai satu milyar dolar, tergantung target yang dijadikan serangan.”
Angkatan Laut AS kini menyiagakan empat kapal perusak di Laut Tengah yang siap bergerak jika diperlukan. Kapal induk USS Nimitz dan sejumlah kapal perang lainnya juga sedang bersiaga di sekitar Laut Merah.
Panglima Angkatan Laut Amerika Serikat Laksamana Jonathan Greenert pada Kamis (5/9/2013) menyatakan sampai saat ini operasi belum memerlukan biaya tambahan. Ia menjelaskan biaya operasional kapal induk USS Nimitz dan pesawat-pesawat tempur yang diangkutnya dalam tugas rutin adalah sebesar 25 juta dolar sepekan atau sekitar 255 miliar rupiah. Adapun dalam situasi operasi militer biayanya mencapai 40 juta dolar sepekan atau sekitar 445 miliar rupiah.
Invasi militer AS ke Irak dan Afghanistan telah menghabiskan biaya triliuan dolar selama lebih dari sepuluh tahun terakhir. Di Irak tentara AS mengalami kekalahan telak dari tangan mujahidin sunni sehingga harus menarik sebagian besar pasukannya dan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah boneka, rezim Syiah Irak. Di Afghanistan sampai saat ini tentara AS dan sekutunya juga mengalami kekalahan di semua provinsi. Kedudukan mujahidin Imarah Islam Afghanistan semakin menguat dan rezim boneka Hamid Karzai semakin terdesak. (muhibalmajdi/arrahmah.com)