BANDUNG (Arrahmah.com) – Sistem demokrasi dan kapitalisme adalah pangkal maraknya kejahatan seksual pada anak. Demikian yang terungkap dalam Aksi Keprihatinan MHTI Jawa Barat tekait maraknya kasus kejahatan seksual yang mengangkat tema,”Jawa Barat darurat pedofilia, selamatkan generasi dengan Syariah dan Khilafah“ di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Ahad (11/5/2014)
Indira Rahmawati, praktisi pendidikan yang juga aktivis MHTI Jawa Barat menyatakan bahwa sistem demokrasi yang diterapkan Negara membuka keran bagi liberalisasi dan menyuburkan prilaku amoral, termasuk kejahatan seksual. Maka menurutnya, kondisi yang tak aman tersebut tidak mungkin berhenti selama sistem demokrasi tak diganti.
“Kejahatan pada anak akan tetap tinggi. Bahkan di tahun 2014 diprediksi akan meningkat hingga 100%, dan Jawa Barat menempati angka kejahatan pada anak paling tinggi. Ironisnya, kekerasan ini justru dilakukan oleh orang-orang terdekat anak dan terjadi di tempat-tempat yang selama ini dianggap aman,” tuturnya dihadapan sekitar 500 peserta aksi.
Lebih jauh, dia juga menyoroti peran strategis ibu dalam mendidik dan menjaga anak dari ancaman kejahatan yang dikebiri oleh Sistem Kapitalisme. Menurutnya, Sistem Kapitalisme yang memiskinkan telah memaksa banyak Ibu harus membantu mencari nafkah, dan membuat anak-anak tidak mendapat perlindungan yang layak.
Karena itu, dia mewakili Muslimah DPD I Hizbut Tahrir Jawa Barat mengajak masyarakat untuk menyadari bahaya penerapan demokrasi dan kapitalisme. Sebaliknya, menyerukan masyarakat untuk kembali pada sistem Islam. “Kembalilah pada sistem Islam, dengan menerapkan Syariah dan Khilafah!” tegasnya.
Acara yang dihadiri elemen muslimah dari daerah Bandung dan sekitarnya ini, akhirnya ditutup menjelang Dzuhur. Alhamdulillah, acara berlangsung tertib dan lancar. (azm/arrahmah.com)