SURIAH (Arrahmah.com) – Kebiadaban tentara rezim Suriah semakin menjadi-jadi, baru-baru ini tentara rezim Suriah memenggal kepala bayi berusia tujuh bulan di depan ibunya setelah menemukan “pemberontak” tidak ada di rumahnya.
Tentara biadab itu meraih anak tersebut, memenggal kepalanya dan mengancam akan membunuh anak-anak lainnya jika “pemberontak” tidak menyerahkan diri.
Kejahatan perang yang dilakukan rezim Suriah semakin parah, setelah penembakan dan penyiksaan yang dilakukan terhadap para demnstran, tentara rezim juga menargetkan anak-anak tak berdosa.
Seorang wartawan menceritakan kejadian mengerikan tersebut, tentara rezim Suriah memerintahkan untuk menindak orang yang diduga pemberontak yang berlindung di sebuah rumah, namun tidak mendapatkannya, dan memotong kepala bayi berusia tujuh bulan di rumah tersebut.
Seorang prajurit dari Divisi 11 lapis baja tentara rezim Suriah mengklaim, komandannya mengambil seorang anak dari ruang tamu ketika mereka menemukan orang yang mereka cari pergi keluar.
Tentara tersebut kemudian meletakkan anak di lantai, mengeluarkan pisau tentara dan memenggal anak kecil di depan ibunya, yang membuatnya sangat terkejut dan ketakutan.
Dia kemudian menggantung kepala anak di atas pintu depan dan berteriak bahwa dia akan melakukan hal yang sama kepada anak laki-laki lain kecuali jika menyerah, The Sunday Times melaporkan.
Insiden ini diduga terjadi pekan lalu di kota utara-barat Jisr al-Shughur selama operasi “keamanan” yang berat.
Tentara rezim Suriah (22), yang dikenal sebagai Mohammed, mengatakan kepada The Sunday Times, “Kami melakukan hal yang saya tidak pernah ingin mengingatnya.”
Insiden sadis tersebut adalah bukti bahwa pasukan rezim Bashar al-Assad telah sengaja menargetkan anak-anak dalam upaya untuk menghancurkan kerusuhan.
PBB, Amnesty International dan Human Rights Watch juga mengatakan ada kekhawatiran kejahatan perang dan penyiksaan sedang dilakukan pada anak-anak.
Diperkirakan sekitar 5.000 orang telah tewas dalam penumpasan brutal pada 10 bulan kerusuhan di Suriah, dengan 400 diperkirakan meninggal dalam tiga minggu terakhir.
Rezim Suriah menyalahkan “pemberontakan” dan geng-geng bersenjata, yang berusaha mengakhiri hampir empat dekade pemerintahan keluarga Assad. Padahal, kesaksian kebiadaban rezim dan pasukannya terhadap rakyatnya sendiri tidak dapat dipungkiri. Innalillahi wa innailaihi roji’un.
(siraaj/arrahmah.com)