SURIAH (Arrahmah.com) – Puluhan orang yang sebagian besar anak-anak dirawat di rumah sakit akibat serangan bom klorin tentara Bashar Assad di Idlib di barat laut Suriah, sumber medis mengatakan pada Selasa (24/3/2015), sebagaimana dilansir WB.
“Korban nyatanya sebagian besar perempuan dan anak-anak. Untungnya, tidak ada korban tewas sejauh ini,” kata Rami Abu Zubeyda, seorang dokter di sebuah rumah sakit lapangan di kota Binnish.
Komisi Umum Revolusi Suriah, sebuah koalisi kelompok perlawanan Suriah, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa 20 orang, sebagian besar anak-anak, dirawat di rumah sakit setelah sebuah helikopter militer rezim Nushairiyah Suriah diduga menjatuhkan bom klorin di kota Binnish, Idlib.
Rezim Suriah telah menggunakan gas kimia mematikan enam kali dalam serangan yang mencakup setidaknya tiga daerah selama dua minggu terakhir, ungkap para aktivis perlawanan pekan lalu.
Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan hari Jum’at (20/3) bahwa semua serangan tersebut terjadi setelah PBB mengadopsi resolusi untuk menghentikan penggunaan senjata kimia di negara itu pada tanggal 6 Maret. Jaringan itu mengatakan bahwa dalam serangan-serangan ini, tujuh warga sipil, termasuk tiga anak dan dua wanita, tewas dan 140 lainnya luka-luka.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui sebuah resolusi yang mengungkapkan keprihatinan yang mendalam mengenai bahan kimia beracun yang digunakan sebagai senjata di Suriah. Dunia internasional mengutuk penggunaan bahan kimia beracun, seperti klorin, dan meminta orang-orang yang menggunakan senjata tersebut untuk dimintai pertanggungjawaban.
(banan/arrahmah.com)