RIYADH (Arrahmah.id) — Pangeran Mansour bin Muqrin dari Kerajaan Arab Saudi telah meninggal dalam kecelakaan helikopter di dekat perbatasan Yaman pada 5 November 2017. Kematiannya menjadi misteri karena kerajaan tidak mengungkap penyebab kecelakaan tersebut.
Bahkan, Middle East Eye pada Oktober 2018 mengeklaim bahwa Pangeran Mansour dihabisi oleh Pasukan Harimau—tim algojo Arab Saudi yang menargetkan para pembangkang.
Menurut laporan Middle East Eye (15/5/2023), Pangeran Mansour dibunuh Pasukan Harimau karena melarikan diri dari “pembersihan” di Arab Saudi yang dimulai pada 4 November 2017.
Mansour bin Muqrin merupakan anggota senior House of Saud kelahiran 1974. Dia juga dikenal sebagai pengusaha.
Mansour adalah putra bungsu kedua dari Pangeran Muqrin bin Abdulaziz dan Abta binti Hamoud Al Rashid.
Pangeran Muqrin adalah Putra Mahkota Arab Saudi ketika saudaranya, Salman bin Abdulaziz, naik takhta menjadi raja Arab Saudi pada 2015 dan berkuasa hingga sekarang.
Posisi Pangeran Muqrin sebagai putra mahkota tidak bertahan lama karena dia kemudian disingkirkan Raja Salman dan digantikan oleh Pangeran Mohammed bin Nayef. Pangeran Mohammed ini kemudian disingkirkan dan digantikan oleh putra Raja Salman, Pangeran Mohammed bin Salman–dalam peristiwa yang dikenal sebagai “kudeta istana” pada 2017.
Kembali ke sosok Pangeran Mansour, dia pernah ditunjuk menjadi penasihat di Istana Putra Mahkota Arab Saudi. Dia bahkan diangkat sebagai penasihat Penjaga Dua Masjid Suci atau Raja Arab Saudi pada April 2015 dengan dengan pangkat menteri.
Kariernya dalam bisnis juga sukses sebelum kematiannya. Setidaknya, dia pernah menjadi mitra dalam waralaba Ethan Allen. Tak hanya itu, Pangeran Mansour pernah menjadi wakil ketua Al Bayan Foundation, sebuah yayasan yang membangun pendidikan tinggi di Kerajaan Arab Saudi.
Pangeran Mansour meninggal secara misterius ketika helikopternya jatuh di dekat perbatasan Yaman pada 5 November 2017. Itu terjadi beberapa jam setelah “pembersihan” besar-besaran kepemimpinan politik dan bisnis kerajaan yang dipimpin Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Menurut Kementerian Dalam Negeri setempat, Pangeran Mansour meninggal bersama tujuh pejabat lainnya saat kembali dari tur inspeksi pada 5 November 2017.
Sebelum jatuh, helikopternya dilaporkan hilang kontak dari radar.
Saat itu, Pangeran Mansour tidak masuk dalam daftar “pembersihan” oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Saudara Pangeran Mansour, Pangeran Faisal dalam sebuah pernyataan kepada surat kabar Okaz membantah laporan bahwa kematian Mansour mencurigakan.
Namun Middle East Eye mengeklaim bahwa Mansour dibunuh oleh Pasukan Harimau karena melarikan diri dari “pembersihan” Arab Saudi. (hanoum/arrahmah.id)