Meski dilarang, para motor penggerak aksi menegaskan bahwa mereka akan tetap menggelar aksi menentang “Islamisasi Eropa” pada tanggal 11 September besok, bertepatan dengan peringatan enam tahun serangan 11 September di AS.
Sebelumnya, pengadilan Brussels sudah menyatakan menolak gugatan kelompok itu, yang menginginkan pengadilan mencabut larangan aksi demonstrasi menentang “Islamisasi Eropa”, yang dikeluarkan oleh walikota Brussels. Pihak pengadilan menyatakan bahwa mereka tidak berkompeten untuk memutuskan perkara itu.
“Demonstrasi akan tetap berlangsung dan akan menjadi aksi unjuk rasa yang besar, ” kata Anders Gravers, salah seorang pendukung aksi tersebut.
Graver yang juga mendirikan partai bernama Partai Stop Islamisasi Denmark membantah jika aksi yang dilakukanya beserta rekan-rekannya yang lain disebut sebagai aksi yang rasial. Kelompok ini mendapat dukungan dari kelompok-kelompok kanan di seluruh Eropa.
Graver mengungkapkan, aksi menentanga “Islamisasi Eropa” kemungkinan akan dihadiri oleg sekitar 20. 000 peserta dari seluruh Eropa.
Sementara itu juru bicara walikota Brussels menyatakan, pihaknya melarang aksi tersebut karena khawatir akan mengganggu keamanan dan ketentraman publik. Aparat kepolisian Brussels sudah menyiapkan langkah antisipasi dan melakukan intervensi jika diperlukan dalam menghadapi aksi demonstrasi besok.