BOSTON (Arrahmah.com) – Seorang pemuda berwajah Timur-Tengah mengatakan ia takut untuk pergi ke luar setelah ia digambarkan di internet dan di halaman depan New York Post sehubungan dengan kasus Bom Maraton Boston, seperti dilansir Al-Jazeera pada Jumat (19/4/2013).
Foto Salah Eddin Barhoum (17), dan temannya, Yassine Zaime, diposting di situs web dimana para user bisa menemukan mereka dengan menjelajahi foto tersangka garis-finis-maraton.
Pada hari Kamis (19/4), foto keduanya terpampang di halaman depan New York Post dengan judul: “Pria bertas: FBI mencari kedua orang dalam gambar di Maraton Boston.”
New York Post melaporkan pada hari Kamis, bahwa keduanya tidak dianggap tersangka, dan FBI tengah mengidentifikasi dua orang lainnya sebagai tersangka dalam pemboman pada Senin (15/4), yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 180 tersebut.
Tapi Barhoum, yang merupakan seorang pelari di Sekolah Menengah Revere, mengatakan dengan pemberitaan itu, ia yakin beberapa orang akan menyalahkannya atas pemboman itu.
Ia bilang ia begitu takut ketika pada hari Kamis, ia berlari kembali ke sekolahnya dan ia melihat seorang laki-laki di dalam mobil menatapnya sambil berbicara di telepon.
Ayah Barhoum, El Houssein Barhoum, yang keluarganya pindah dari Maroko lima tahun lalu, mengatakan dia sampai khawatir anaknya akan ditembak, dia juga ketakutan akan keselamatan istri dan dua anak perempuannya.
Dia mengatakan dia tidak bisa pergi ke bekerja dengan tenang sebagai seorang tukang roti di Boston.
Dalam sebuah pernyataan, Col Allan, editor New York Post, mengatakan: “Kami siap dengan laporan kami. Gambar itu diemail ke lembaga penegak hukum kemarin sore mencari informasi tentang orang-orang ini, seperti yang kami laporkan. Kami tidak mengidentifikasi mereka sebagai tersangka… ”
Foto-foto itu menunjukkan Barhoum dengan tas atletik Nike hitam, mengenakan setelan biru dan hitam.
Sedangkan temannya, Zaime, membawa ransel hitam, mengenakan topi putih dan baju hitam.
Pria dengan tas di lokasi maraton telah menjadi fokus perburuan internet, karena petugas yakin bahwa tas digunakan pembom untuk membawa bahan peledak.
Barhoum mengatakan hanya ada dua alasan ia telah dicap sebagai tersangka: Tasnya dan kulit coklatnya [khas Timur-Tengah].
Barhoum mengatakan ia berada di lokasi maraton bersama Zaime, seorang temannya dari klub lari. Mereka naik kereta bawah tanah, dan tas Barhoum digunakan untuk membawa perlengkapan larinya.
Barhoum mengatakan mereka memutuskan untuk tetap di sekitar garis finish untuk melihat pelari terdepan, lalu pergi.
Barhoum juga mengatakan bahwa pada Rabu (17/4) malam, para komentator memulai aksi mereka mengomentari foto online-nya.
Ia berkata bahwa ia begitu marah, ia mengunjungi polisi pada Kamis (18/4) pagi untuk membersihkan namanya. Ia mengatakan mereka lalu menyarankannya untuk membatasi akses ke akun Facebook-nya.
Ketika New York Post menerbitkan fotonya pada hari Kamis, situasi yang baginya sudah buruk menjadi lebih buruk lagi, kata Barhoum. (banan/arrahmah.com)