BALIKPAPAN (Arrahmah.com) – Kehidupan Islam di Balikpapan ini berlangsung sangat kondusif. Hampir rata-rata persoalan-persoalan kecil yang bersifat khilafiyah itu tidak pernah melejit. Itulah yang diungkapkan Pengurus MUI Balikpapan, Drs. HM. Jaelani pada anggota JITU, Fajar Shadiq di Balikpapan.
Menurutnya, semua pihak mampu saling memahami. Muhammadiyah bisa melaksanakan misi dakwahnya, NU juga demikian. Bahkan, MUI sering mengadakan kegiatan yang mengundang semua lembaga dakwah.
“Semua (ormas-ormas Islam) menyerahkan persoalan kepada MUI, termasuk segala keputusan-keputusan. Karena, dianggap UU kita cukup mengakomodir semua kepentingan-kepentingan,” tandas Jaelani pada Kamis lalu (11/12).
Bisa dibilang, tidak pernah ada polemik dakwah di antara umat Islam di Balikpapan, semua pihak masih menghormati MUI.
“Kalau toh berkaitan dengan sistem dakwah yang berbeda-beda, kalau metodenya beda silahkan. Tapi, kalau berkaitan dengan person khilafiyah itu enggak sampai,” ujar beliau.
Menanggapi banyaknya aliran-aliran yang masuk paska era reformasi, Jaelani memberikan pengecualian untuk Kota Balikpapan.
“Tidak. Kalau di Balikpapan, masyarakatnya sibuk cari uang. Tidak disibukkan dengan urusan-urusan seperti itu. Jadi tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal semacam itu,” ujar pria yang merangkap sebagai Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) ini.
Jaelani menerangkan, pihak MUI setiap triwulan mengumpulkan tokoh-tokoh Islam untuk mempersatukan visi dakwah. Akhirnya, lahirlah sebuah gagasan baru.
“Balikpapan ingin agar sistem dakwahnya mengarah kepada pembangunan Balikpapan, Madinatul Iman. Jadi dakwahnya sejuk, enak dan tidak mempersoalkan masalah-masalah khilafiyah. jadi kalau ada persoalan beda 1 ramadhan 1 Syawal ya biasa saja.
Kota Balikpapan pernah mendapatkan penghargaan dari Menag Suryadharma Ali sebagai kota yang kondusifitas kerukunan beragama pada tahun 2011.
Dahulunya, Balikpapan adalah satu kecamatan dari Kabupaten Tenggarong. Walikota Balikpapan H. Imdaad Hamid yang menjabat selama dua periode berturut (2001-2011) merupakan pengagas konsep Balikpapan : Madinatul Iman. Sebuah kota yang modern dan sarat kehidupan relijus yang mewarnainya.
Laporan: Fajar Shadiq
(azm/arrahmah.com)