KAIRO (Arrahmah.com) – Pemimpin rezim Mesir Abdel Fattah Al-Sisi telah menyerukan kepada warga Mesir untuk memulai hari mereka pada pukul 6 pagi dan bekerja sampai jam 6 sore untuk meningkatkan perekonomian.
Pada pembukaan proyek furnitur di kota Damietta, presiden mengatakan ini akan membantu meningkatkan produksi dan ekspor Mesir ke dunia dan memberi manfaat bagi negara.
“Seorang pria harus mulai bekerja pada pukul 6 pagi dan berlanjut sampai 6 sore, yaitu 12 jam. Katakanlah dia makan siang satu jam, itu 11 jam, ini tepat,” ujar Al-Sisi, seperti dilansir MEMO (3/12/2019).
Ini bukan pertama kalinya Al-Sisi meminta rakyat Mesir untuk bekerja lebih keras untuk menyelamatkan negara. Dua tahun ia diejek secara online setelah meminta warga untuk menyumbangkan uang receh mereka ke proyek amal dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian negara.
“Tidak bisakah kita mengambil uang receh, katakan 50 pence, dan memasukkannya ke dalam rekening untuk mendanai proyek perumahan?” Tanyanya sehubungan dengan proyek perumahan di Alexandria yang didanai oleh pengusaha dan sumbangan.
Presiden juga telah meminta orang Mesir untuk menurunkan berat badan agar dapat menghemat uang, telah mengatakan bahwa orang Mesir harus lebih berhati-hati terhadap diri mereka sendiri dan meminta acara TV untuk tidak membiarkan presenter dan tamu yang kelebihan berat badan tampil di udara.
Al-Sisi dituduh mengejek orang-orang gemuk dan mengabaikan fakta bahwa harga buah dan sayuran meroket setelah reformasi ekonomi, karena pemerintah memangkas subsidi makanan.
Pada tahun 2017 demonstrasi pecah di seluruh negeri ketika harga minyak, gula dan roti menjadi tidak terjangkau bagi orang Mesir yang mengandalkan sistem ransum negara itu.
Seorang jenderal di dinas keamanan Mesir, Mohamed Mansour mengatakan “tidak sopan” untuk mengeluh tentang kenaikan harga dan kekurangan makanan dan meminta warga Mesir untuk “mengorbankan makan malam mereka” demi negara mereka.
Sejak 2016 rezim Mesir telah menerapkan program penghematan yang parah dengan imbalan pinjaman IMF. Rakyat Mesir biasa telah berjuang untuk memenuhi kenaikan biaya bahan bakar dan listrik.
Tingkat kemiskinan di negara ini lebih dari 30 persen dan Bank Dunia baru-baru ini merilis sebuah laporan yang mengatakan 60 persen warga negara itu miskin atau rentan.
Ironisnya, terungkap bahwa Al-Sisi dan lingkaran dalamnya menghabiskan jutaan dolar untuk istana mewah sementara warga menderita. (haninmazaya/arrahmah.com)